Jakarta, MINA – Perguruan Tinggi Arab Saudi menggelar pertemuan membahas peran dilakukan para alumni perguruan tinggi Saudi dalam mengembangkan komunitas lokal dan menyebarkan ilmu dan pengetahuan.
Universitas Islam Madinah bersama dengan Universitas King Abdul Aziz dan Universitas King Faisal menggelar kegiatan temu alumni. Giat pertemuan alumni tersebut digelar di Jakarta Pusat, Selasa-Kamis (10-12/1).
Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI) mengadakan pertemuan Alumni Perguruan Tinggi Arab Saudi di Jakarta Pusat, Kamis (12/1).
“Pertemuan tersebut, diikuti peserta dari negara-negara Asia Pasifik dan dihadiri rektor-rektor perguruan tinggi Arab Saudi,” kata KH Bachtiar Nasir, Ketua Solidarity Community Multaqa Alumni Perguruan Tinggi Arab Saudi dalam konferensi pers.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
UBN menyatakan, lembaga pendidikan di Arab Saudi beraliran Islam moderat dan mensyiarkan Islam rahmatan lil alamin. Hal tersebut disampaikannya dalam acara pertemuan alumni universitas-universitas di Arab Saudi dari negara-negara Asean dan Pasifik di Jakarta.
“Lembaga pendidikan di Arab Saudi beraliran Islam moderat sehingga bukan seperti yang dituduhkan selama ini,” ujar UBN.
Dalam hal ini, ia mengatakan bahwa pemerintah Arab Saudi melalui para alumni universitas-universitas di Arab Saudi menjelaskan bahwa Arab Saudi adalah negara yang mensyiarkan Islam rahmatan lil alamin dan moderat. Selain itu, tujuan dari diadakannya pertemuan para alumni universitas-universitas di Arab Saudi ini adalah untuk meningkatkan tali persaudaraan antara alumni dan pihak kampusnya.
Dengan demikian, alumni menjadi perpanjangan tangan kampus dalam penyebaran nilai-nilai kampus sekaligus menjadi penyampai syiar Kerajaan Arab Saudi tentang Islam moderat yang saat ini sedang dikembangkan di Arab Saudi.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
“Memang selama ini banyak tuduhan yang dilemparkan ke Arab Saudi tentang wahabisme dan sebagainya, tetapi sebenarnya hal-hal tersebut banyak yang keliru.
“Oleh karena itu, di kepemimpinan kali ini, Raja Salman memiliki visi 2030 yakni menggencarkan misi Islam wasathiyah atau moderasi beragama dari sisi keberagamaannya,” jelas UBN. (R/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina