Unjuk Rasa Irak Dikhawatirkan Terus Bergolak

Karbala, MINA – Puluhan ribu pengunjuk rasa telah berkumpul di pusat Tahrir Square di Baghdad dan di seluruh Irak selatan dalam beberapa hari terakhir, menyerukan perombakan sistem politik yang dibangun setelah invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2003.

Para pengunjuk rasa juga mengambil alih sebuah menara besar di alun-alun yang kondisinya terabaikan setelah rusak dalam perang.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Feisal Istrabadi, mantan duta besar Irak untuk PBB dan direktur Pusat Studi Timur Tengah di Universitas Indiana, memperingatkan aksi kemungkinan besar akan terus terjadi dan meluas.

“Yang sangat saya takutkan adalah apa yang akan terjadi selanjutnya,” ujarnya. Ia menambahkan, “Kita tidak memiliki cara untuk mengetahui apa yang akan terjadi setelah itu.”

Baca Juga:  Prancis Kecam Israel Serang Bantuan Yordania untuk Gaza

Istrabadi mengatakan, “hampir mustahil” bagi para pemimpin saat ini di Irak untuk memadamkan protes yang sedang berlangsung.

Terbaru, puluhan pemrotes di Irak menyerang konsulat Iran di kota suci Syiah Karbala pada Ahad (3/11) malam, membongkar penghalang beton yang mengelilingi gedung itu, menurunkan bendera Iran dan menggantinya dengan bendera Irak, kata saksi mata.

Pasukan keamanan menembak ke udara untuk membubarkan para pengunjuk rasa yang melemparkan batu dan membakar ban di sekitar gedung di sudut jalan di Karbala selatan Baghdad.

Tidak ada laporan langsung tentang korban dalam insiden itu, yang terjadi di tengah protes yang sedang berlangsung di ibu kota Baghdad dan provinsi-provinsi mayoritas Syiah di selatan.

Baca Juga:  Ratusan Mahasiswa UI Berkumpul di Perkemahan Solidaritas Palestina

Para saksi berbicara kepada The Associated Press dengan syarat anonim karena masalah keamanan.

Ada laporan otoritas pemerintah mengerahkan polisi di daerah tersebut.

Protes diarahkan pada sistem politik pascaperang dan sekelompok pemimpin elit yang dituduh warga Irak menjarah kekayaan negara sementara negara itu tumbuh semakin miskin.

Tetapi para pengunjuk rasa juga mengarahkan kemarahan mereka ke negara tetangga Iran dan milisi Syiah Irak yang kuat terikat padanya.

Protes antipemerintah di Karbala, Baghdad dan kota-kota di seluruh Irak selatan sering berubah menjadi kekerasan. Pasukan keamanan melepaskan tembakan dan pengunjuk rasa membakar gedung-gedung pemerintah dan markas besar milisi yang didukung Iran.

Lebih dari 250 orang telah tewas dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan menyusul yang membekap “Negeri 1.001 Malam”. (T/R11/RI-1)

Baca Juga:  Universitas Brown Setujui Voting Tuntutan Mahasiswa Pro-Palestina

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.