Naypyidaw, MINA – Uskup Katolik Myanmar merasa cemas menjelang kunjungan Paus Francis bulan November, ia khawatir pemimpin tetinggi umat Katolik itu menyebut “Rohingya” saat datang ke negara tersebut.
Juru Bicara Konferensi Katolik Uskup Myanmar Pastor Mariano Soe Naing mengatakan pada Jumat (27/10), penyebutan nama “Rohingya” di Myanmar bisa memicu protes dari masyarakat Buddha yang membenci minoritas tersebut.
Kunjungan Paus ke Myanmar dijadwalkan pada 27 November. Paus adalah salah satu tokoh dunia yang menyatakan simpatinya kepada umat Islam Rohingya.
Pada Senin (23/10) lalu, Paus berkabung atas penderitaan anak-anak Rohingya yang terjebak di kamp pengungsi Bangladesh yang penuh sesak. Demikian The Daily Star memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Pemimpin Katolik Myanmar menyatakan bahwa simpati kepada orang-orang Rohingya dapat memicu pergolakan lebih lanjut.
“Kecemasan kami adalah jika dia (Paus) menyebutkannya, beberapa masalah mungkin akan meningkat terhadapnya,” kata Pastor Mariano.
Namun, ia menilai bahwa Paus akan cukup bijak untuk tidak menciptakan kesulitan bagi negara tuan rumah dan gereja. (T/RI-1/RS1)
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)