Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KH Abul Hidayat Saerodji Jelaskan Perbedaan Masyarakat Paguyuban dan Patembayan

Widi Kusnadi Editor : Ali Farkhan Tsani - Ahad, 25 Agustus 2024 - 16:59 WIB

Ahad, 25 Agustus 2024 - 16:59 WIB

34 Views

Bogor, MINA – Penasihat Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar, KH Abul Hidayat Saerodji menjelaskan ciri kehidupan sosial masyarakat bercorak paguyuban dan patembayan.

Dalam ilmu sosiologi, masyarakat paguyuban disebut dengan Gemeinschaft. Sementara masyarakat patembayan disebut Gesellschaft.

Persaudaraan umat Islam seperti halnya masyarakat paguyuban, yaitu tatanan kehidupan sosial yang dibangun atas dasar persamaan keyakinan (aqidah) bukan karena kepentingan politik, ekonomi dan lainnya,” kata KH Abul Hidayat dalam Taklim Gabungan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jabodetabekban-NTB dan Markas Cileungsi di Masjid At-Takwa Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Pasirangin, Cileungsi, Kab. Bogor, Jawa Barat, Ahad (25/8).

Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama, anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alami dan kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa persatuan yang telah dikodratkan,lanjutnya dalam taklim bertema “Aktualisasi Nilai Hijrah Dalam Membangun Kesatuan Umat Menuju Pembebasan Masjid Al-Aqsa”.

Baca Juga: Prof Yon Mahmudi: Israel Dapat Keuntungan dari Krisis Suriah Saat Ini

Sementara itu, patembayan merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya mempunyai hubungan yang sifatnya sementara dan disatukan oleh kepentingan dan pemikiran yang sama, seperti ekonomi, politik dan lainnya, lanjutnya.

Dia menegaskan, “jika kesatuan umat Islam sudah berlandaskan aqidah, maka masing-masing orang harus berpikir, apa yang bisa saya berikan untuk saudara yang lain, bukan berpikir apa yang saya dapatkan dari orang lain.”

Maka, jika ukuhuwah ini dibangun atas dasar iman, -nsya-Allah akan kekal selamanya, tidak hanya kehiduan di dunia, tapi persaudaraan itu akan sampai kepada kehidupan di akhirat kelak.

Teori masyarakat Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft) dikemukakan oleh seorang sosiolog Jerman, Ferdinand Tonnies dalam bukunya “Gemeinschaft und Gesellschaft atau Community and Society (1887)” yang membedakan tipe kelompok sosial masyarakat menjadi dua tipe tersebut.

Baca Juga: Muhammadiyah Bikin AC yang Bisa Ingatkan Waktu Shalat

Hadir memberikan sambutan, Panglima Komando Armada RI (Pangkoarmada) Laksamana Madya (Laksdya) Dr. Denih Hendrata, S.E., M.M., CHRMP.

Hadir sebagai pembicara Taklim Gabungan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jabodetabekban-NTB dan Markas Cileungsi: Imaam Yakhsyallah Mansur, KH Abul Hidayat Saerodjie (Penasihat Pondok Pesantren Al-Fatah Bogor), Brigadir Jenderal TNI (Mar) Sandy Muchjidin Latief, S.I.P., Kepala Dinas Pembinaan Mental TNI Angkatan Laut (Kadisbintalal), Ir. Nur Ikhwan Abadi (Ketua Presidium Aqsa Working Group/AWG), dan Ust. Nuruddin, S.Pd.I. (Waliyul Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jabodetabekban-NTB). []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ukhuwah Al-Fatah Rescue Ikuti Latihan Gabungan Penanganan Banjir

Rekomendasi untuk Anda