Ustaz Adi Hidayat Sampaikan Tiga Usulan Terkait Konflik Rempang

Ustaz Adi Hidayat. (Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Pendakwah (UAH) angkat bicara mengenai konflik Pulau . Dirinya memberikan tiga usulan kepada pemerintah tentang rencana relokasi warga dari 16 Kampung Tua Melayu di Pulau Rempang, Batam.

Poin pertama, UAH memberikan solusi warga Rempang untuk tidak direlokasi namun dijadikan sebagai objek wisata edukasi. Sebab pada daerah tersebut tersimpan berbagai macam memori indah bagi bangsa ini. Sehingga dapat membangun program untuk memberikan informasi edukasi kepada wisatawan.

“Tidak harus dikosongkan, tapi mungkin bisa dipertimbangkan untuk menjadi bagian dari landscape program eco yang akan dibangun itu,” ujarnya melalui sebuah video pada kanal YouTube Adi Hidayat Official, yang dikutip MINA, Senin (18/9).

Baca Juga:  Universitas Syiah Kuala Sediakan Kuota 35% Jalur Mandiri

Dia mengusulkan ide tersebut dengan alasan mungkin hal itu dapat menjadi bagian program Eco City. “Mungkin dari tiga bagian pokok besar itu atau skema lainnya 16 kampung tua ini tidak harus dikosongkan,” katanya

Menurutnya, selain menjadi destinasi wisata, dengan usulan ini Pulau Rempang juga menjadi tempat edukasi. “Mengenal sejarah masa lalu, mungkin ini bisa jadi win win solution,” lanjutnya.

Sebelum memberikan usulan kedua, UAH mengingatkan bahwa , “kita semua saudara, rasa-rasanya kita ini bersaudara, kita diikat  dengan dasar undang-undang yang sama,” katanya.

Point kedua, UAH menyarankan adanya dialog yang baik dan tidak terburu-buru. Akan banyak manfaatnya bila mungkin ditampilkan dialog dalam jangka waktu tertentu sebelum program itu dieksekusi atau dimulai.

Baca Juga:  Menlu Retno Bahas Persiapan Evakuasi WNI di Timur Tengah

Dia menilai, bila disampaikan dalam keadaan cukup teduh, cukup baik dan diberikan jangka waktu relokasi, maka respon warga mungkin saja berbeda.

Point ketiga, lenjutnya adalah yang terpenting bagi semua. “Sekali lagi kita satu bangsa satu negeri satu saudara yang sama,” jelasnya mengingatkan.

“Saya harap kita semua tidak saling menyakiti,” lanjutnya. Oleh karenanya, dia berharap semua dapat melakukan tindakan yang humanis.

Terakhir UAH berharap yang pernah terjadi di tempat lain tak akan terulang di Pulau Rempang atau di manapun. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak bermaksud mengajari. (L/FA/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Ali Farkhan Tsani

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.