Bogor, MINA – Dai Pondok Pesantren Al-Fatah Bogor, Ustaz Wahyudi KS menyampaikan, setidaknya ada empat perkara jahiliyah dalam Al-Qur’an yang harus dihindari orang-orang beriman jika ingin selamat dunia dan akhirat.
Menurut Ustaz Wahyudi, jahiliyah berasal dari kata al-jahl yang artinya bodoh atau kebodohan.
“Makna bodoh bukan tidak bisa membaca atau menulis tapi bodoh dari ketauhidan, kebenaran,” kata Ustaz Wahyudi KS saat Taklim Markas I Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Masjid At Taqwa, Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Kabupaten Bogor, Ahad (7/12).
Ustaz Wahyudi mengatakan, istilah jahiliyah juga digunakan untuk menyebut keadaan masyarakat sebelum diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Baca Juga: Lima Ciri Kehidupan Berjamaah Menurut Al-Qur’an dan Hadits, Apa Saja?
“Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan, jahilliyah adalah masa sebelum Islam. Zaman itu dinamakan masa jahiliyah karena tingkat kebodohan mereka yang parah, tidak mengenal hak Allah dan hak makhluk,” ujar Ustaz Wahyudi.
Empat perkara jahiliyah yang harus dihindari
Pertama adalah zhan jahiliyah atau sangkaan jahiliyahِ. Hal ini terdapat dalam Al-Quran surah ke-154.
“Sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini? Katakanlah: Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah.” (QS. Ali Imran: 154)
Baca Juga: Ini Perbedaan Tafaruq dan Ikhtilaf, Mana yang Diperbolehkan?
Ayat ini bercerita tentang Perang Uhud, ketika pasukan kaum muslimin mulai terdesak karena harus menerima tekanan dari dapan dan belakang. Meskipun demikian, Allah berikan ketenangan bagi para sahabat, sampai mereka dibuat ngantuk.
Namun, ungkap Ustaz Wahyudi, berbeda dengan orang munafik yang terlibat dalam pertempuran itu, mereka sangat cemas, takut, hingga muncul anggapan tidak benar tentang Allah, rasul-Nya, dan agama Islam.
“Muncul anggapan di benak mereka, jangan-jangan Allah dusta, jangan-jangan yang dijanjikan Nabi Muhammad itu palsu? Mana, katanya ada pertolongan Allah? Bisa jadi agama Islam akan habis dan seterusnya. Allah sebut sangkaan semacam ini sebagai zhan jahiliyah,” jelas Ustaz Wahyudi.
Kedua adalah hukum jahiliyah. Allah menyebut hal ini dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 50.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Berawan Tebal, Sebagian Berpotensi Hujan
“Apakah mereka mau mencari hukum jahiliyah. Siapa yang lebih baik hukumnya bagi orang yang yakin?” (QS. An-Nisa: 50)
“Allah mengkritik manusia yang meninggalkan aturan Allah dan lebih mengedepankan aturan yang dibuat sendiri. Sementara di sana banyak pelanggaran terhadap hukum Allah. Allah menyebut hukum ini sebagai hukum jahiliyah,” kata Ustaz Wahyudi.
Ketiga adalah tabbaruj jahiliyah. Hal ini terdapat dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat ke-33.
“Hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan tegakkanlah shalat.” (QS. Al-Ahzab: 33)
Baca Juga: UAR Jabar Bantu Korban Banjir dan Longsor di Sukabumi
“Kata para ahli tafsir, di antaranya Al-Qurthubi, yang dimaksud tabarruj model jahiliyah adalah keluar rumah, berjalan dengan menampakkan kecantikan dan keelokan tubuhnya di hadapan para lelaki. Sementara suami di zaman jahiliyah terkenal cemburunya kurang,” ungkap Ustaz Wahyudi.
Dalam ayat ini, lanjut Ustaz Wahyudi, Allah perintahkan para wanita untuk tinggal di rumah, selanjutnya Allah larang mereka untuk bertabarruj, karena wanita yang suka keluar rumah berusaha tampil menawan, tampil indah, menarik, wangi, dan seterusnya, yang itu adalah hakekat tabarruj.
Keempat adalah fanatisme jahiliyah atau kesombongan. Firman Allah tentang fanatisme golongan terdapat dalam Al-Quran surah Al-Fath ayat ke-26.
“Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya.” (QS. Al-Fath: 26).
Baca Juga: Siti Muthmainnah: Nur Ikhwan Adalah Suami yang Sempurna
Ustaz Wahyudi menyampaikan, Surat Al-Fath mengisahkan tentang Perjanjian Hudaibiyah, yang menjadi titik awal kemenangan kaum muslimin.
“Meskipun ada banyak hal ganjil yang dilakukan orang musyrikin ketika perjanjian Hudaibiyah, seperti, tidak mau menuliskan bismillahirrahmanirrahim di lembar perjanjian. Mereka juga menolak kalimat ‘Muhammad Rasulullah’. Padahal itu semuanya kebenaran. Mereka tolak itu, karena fanatik jahiliyah, yang membuat mereka benci kebenaran,” tambahnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mengenang Asy Syahid Nur Ikhwan Abadi, AWG Gelar Talkshow Spesial