Wagub DKI dan PII Bahas Sistem Pembelajaran di Tengah Pandemi

Jakarta, MINA – Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menerima audiensi dari Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Jakarta di Ruang Rapat Wakil Gubernur, Kamis (6/8).

Dalam sambutannya, Wagub Ariza menyambut baik adanya keterlibatan pihak masyarakat untuk membantu Pemprov DKI Jakarta menyelesaikan persoalan bangsa, salah satunya di bidang pendidikan.

Masalah keterbatasan dalam bidang pendidikan di tengah pandemi ini, menurut Wagub Ariza perlu mendapatkan solusi untuk mewujudkan pendidikan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Sebab menurutnya, dengan memperbaiki persoalan pendidikan, berarti sedang memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM) Bangsa Indonesia secara keseluruhan.

“Kalau ingin membangun bangsa kuncinya adalah membangun sumber daya manusia supaya bangsa ini memiliki manusia yang berkarakter, berakhlak mulia, kecintaan kepada tanah air, berjiwa gotong-royong, dan semangat toleransi,” kata Wagub Riza dalam keterangan tertulis yang diterima MINA.

“ Namun, SDM yang dibangun harus yang berkarakter. Karena kalau tidak diikuti dengan nilai moral, nanti akan dimanfaatkan pihak lain dan akan merusak negara kita ini,” tambahnya.

Wagub Ariza mengatakan, jika memiliki niat baik tapi punya keterbatasan, jangan dijadikan rintangan atau halangan. Justru keterbatasan dapat memotivasi untuk berbuat lebih baik lagi, lebih serius.

“Jadi niatnya niat baik, tidak mudah ini. Tidak sekadar mewarisi senior tapi bisa mewujudkan apa yang menjadi mimpi yang harus kita realisasikan. Apalagi di lingkungan pendidikan. Pendidikan hari ini berjalan jauh dengan sebelumnya,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua PW PII Jakarta, Anja Hawari Fasya menjelaskan untuk mengatasi persoalan pendidikan di tengah pandemi, pihaknya telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) di bidang pendidikan dalam periode kepengurusan baru 2019-2023. Identifikasi masalah juga telah dilakukan untuk ditemukan solusi yang lebih baik.

“Di masa pandemi COVID-19 ini, banyak keluhan pelajar terkait sekolah daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Kami sudah melakukan identifikasi ke daerah-daerah di beberapa sekolah bahkan ke rumah orang tua murid untuk pendampingan khusus. Persoalannya banyak kami temukan di lapangan, mulai dari masalah kuota, masalah gawai, tidak ada penanaman nilai karena tidak ada interaksi fisik antara guru dan peserta didik,” jelas Anja.

Karena itu, sebagai elemen kelompok masyarakat sipil, PW PII Jakarta berharap dapat berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta dalam rangka melakukan pengawalan dan pendampingan kegiatan pendidikan PJJ di Jakarta selama masa pandemi COVID-19. (R/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)