Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walikota London Khan Kecam Larangan Burkini di Perancis

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 26 Agustus 2016 - 05:55 WIB

Jumat, 26 Agustus 2016 - 05:55 WIB

405 Views

Paris, 23 Dzulqa’dah 1437/26 Agustus 2016 (MINA) – Walikota London Sadiq Khan mengecam larangan burkini (pakaian renang Muslimah) di Perancis, katanya pada Kamis (25/8) saat ia melakukan kunjungan ke Walikota Paris untuk membahas integrasi masyarakat.

Walikota ibukota Inggris yang beragama Islam itu mengatakan hal itu, setelah melihat gambar yang sedang ramai dibicarakan di sosial media, yaitu munculnya beberapa polisi bersenjata Perancis meminta denda pada seorang wanita karena memakai burkini di pantai Nice.

“Jangan bilang pada wanita apa yang harus dipakai,” ujarnya, seperti dilaporkan Evening Standard.

Khan mengatakan “Saya cukup paham tentang hal ini. Saya tidak berpikir, siapa pun harus memberitahu wanita apa yang mereka bisa dan tidak bisa pakai.”

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

“Saya tidak berpikir itu benar. Saya tidak mengatakan kami sempurna, tapi salah satu kegembiraan dari London adalah bahwa kita tidak hanya mentolerir perbedaan, kami menghormati itu, kami menerimanya dan kami merayakannya,” lanjut Wali Kota London pertama dari kalangan Muslim itu.

Aksi Demo

Sementara itu, aksi demo mengecam larangan burkini berlangsung di luar Kedutaan Besar Perancis di London.

“Kenakan apa yang Anda inginkan”, poster aksi demo.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Pengadilan Tinggi Administrasi Perancis dijadwalkan pada Kamis (25/8) memeriksa permintaan Liga Hak Asasi Manusia Perancis untuk memo larangan burkini di tengah kekhawatiran Muslim.

Hakim di Nice pekan ini bersikeras bahwa larangan itu “diperlukan, tepat dan proporsional,” setelah kematian 86 orang dalam serangan truk di kota itu yang diklaim oleh Negara Islam (ISIS).

Mereka mengatakan burkini itu “menyinggung agama atau keyakinan pengguna lain di pantai”.

Namun para pengamat menunjukkan fakta bahwa 30 orang yang tewas dalam serangan truk Nice adalah umat Muslim dan bahwa serangan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan pakaian renang apapun.

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Walikota London Khan menegaskan bahwa integrasi dan keragaman akan menjadi agenda utama selama pembicaraannya dengan Walikota Paris Anne Hidalgo. Sebelumnya Hidalgo telah menyatakan tertarik untuk belajar dari pengalaman London.

“Hal-hal tidak terjadi dalam semalam, ini tentang nilai-nilai dan integrasi bersama. Kami akan berbicara tentang bagaimana kita dapat menggunakan keragaman dan bagaimana kita harus bersikap,” katanya.

Ia menambahkan, hal itu penting untuk sebuah pemikiran bahwa tidak mungkin untuk memaksakan nilai-nilai liberal Barat atau menjadi seorang Muslim.

Kedua walikota juga akan membahas masalah keamanan dan upaya melawan ekstremisme dan radikalisasi. Mereka juga akan membahas isu Brexit dan pekerjaan.

Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza

Beberapa pantai di Perancis seperti Sisco, Cannes, dan Villeneuve-Loubet melarang penggunaan burkini di tepi pantai dan kolam renang.

Pelarangan ini terkait dengan sekularisme Perancis yang melarang mengenakan pakaian keagamaan di depan umum. Burkini dianggap menunjukkan pakaian keagamaan seseorang.

Burkini atau burqini dari kata burqa dan bikini, merupakan istilah untuk pakaian renang tertutup yang kerap dipakai wanita Muslim.

Siapa pun yang tertangkap melanggar di tempat terlarang di kawasan Perancis diancam denda sebesar 38 euro (sekitar Rp550.000). Larangan ini berlaku hingga 31 Agustus 2016. (T/P4/P2)

Baca Juga: Demonstrasi Meletus di Paris Protes Galang Dana Zionis

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda