Lampung Selatan, MINA – Terbakarnya bangunan sekolah tinggi Shuffah Qur’an Abdullah bin Mas’ud (SQABM) di Natar, Lampung Selatan pada Senin (5/2), mendorong seorang warga menyiapkan satu rumahnya untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sementara.
Hal ini dikatakan oleh Wakil Ketua II SQABM Heri Budianto kepada Mi’raj News Agency (MINA), Selasa (6/2).
“Nanti kita cek lagi kelayakannya. Mungkin perlu tambahan penerangan dan sebagainya,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, meski tidak ada ruang kelas, KBM tetap berjalan sebagaimana biasanya
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Yang mengajar tetap mengajar, belajar tetap belajar, semua aktivitas tetap berjalan,” tambahnya.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 14.45 WIB di Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan.
Peristiwa yang disebabkan oleh korsleting listrik di gudang tempat penyimpanan komputer berkas tersebut membakar dua ruang kuliah SQABM, lab komputer, ruang Majelis Permusyawaratan Santri (MPS), sebagian kantor madrasah aliyah, dan kelas Lembaga Bahasa Al-Fatah (LBA).
Tidak ada korban jiwa karena saat kebakaran terjadi tidak ada kegiatan belajar. Saat itu santri-santri sedang melaksanakan Shalat Ashar.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Sementara taksiran kerugian meningkat menjadi Rp1,9 miliar setelah sebelumnya hanya diperkirakan kurang dari Rp 1 miliar. (L/ayu/ich/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)