Guangxi, Cina, 9 Syawal 1428/4 Juli 2017 (MINA) – Hujan lebat dan banjir di Cina bagian tengah dan selatan mengakibatkan puluhan orang tewas atau hilang pada hari Senin (3/7). Ratusan ribu orang dievakuasi dari rumah mereka, media resmi dan penduduk setempat melaporkan.
Di wilayah barat daya Guangxi, 16 orang dilaporkan tewas dan 10 lainnya hilang setelah hujan badai memicu banjir yang meluas di wilayah tersebut, kantor berita Xinhua melaporkan. Sekitar 90.000 orang dievakuasi di wilayah tersebut.
Di provinsi pusat Hunan, lima orang tewas dan empat lainnya masih hilang menyusul tanah longsor pada Sabtu, sementara pihak berwenang berupaya mengevakuasi lebih dari 300.000 orang dengan lebih dari 6.000 rumah yang hancur karena banjir, kata Xinhua.
Seorang penduduk bermarga Luo dari Kota Qiaotouhe di dekat Kota Loudi Hunan mengatakan bahwa kota asalnya telah hancur akibat badai.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
“Beberapa orang hanyut dalam banjir,” kata dia seperti dimuat RFA. “Arus air sangat kencang saat datang, anak laki-laki dan tetangga saya harus berlari seperti orang gila, mereka tidak punya waktu untuk menyimpan barang apapun, mereka hanya berlari,” tandasnya.
“Dari sebuah desa yang terdiri dari sekitar 100 rumah tangga, 25 rumah telah hancur,” kata Luo.
“Tidak ada air atau listrik disini sekarang, jadi bagaimana kami akan makan saya tidak tahu. Ibu saya hampir berusia 80 tahun, dan kita harus pergi keluar makan semangkuk mie dan membeli beberapa makanan ringan untuk dimakan.”
Dia mengatakan bahwa pekerja penyelamat lokal telah membagikan beberapa botol air, tapi tidak mencukupi kebutuhan korban banjir.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Otoritas pemantauan banjir mengatakan tingkat air di lebih dari 60 sungai di Cina selatan berada di atas tingkat bahaya pada hari Senin, karena hujan terus mengacak-acak wilayah sungai Yangtze.
“Bencana tersebut mendatangkan malapetaka pada kehidupan 1,05 juta orang, menimbulkan kerugian ekonomi langsung senilai 2,9 miliar yuan (sekitar Rp5,7 triliun),” kata kantor berita Xinhua. (R11/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza