Amman, 28 Jumadil Akhir 1436/17 April 2015 (MINA) – Kementerian Luar Negeri Yordania menyatakan pemerintah negara itu berkomitmen untuk memenuhi tanggung jawabnya terhadap Masjid Al-Aqsha, dengan memelihara dan merawat kiblat pertama bagi umat Islami itu.
Juru bicara kementerian Sabah al-Rafei mengatakan, pemerintah Yordania terus melakukan proyek-proyek pembangunan dan restorasi di Masjid Al-Aqsha, memenuhi tanggung jawab Hashemit sebagai penjaga situs tersuci ketiga bagi umat Islam dunia itu.
Dia menambahkan, proyek terbaru yaitu menyumbangkan karpet baru di Masjid Marwani, merupakan bagian kompleks Masjid Al-Aqsha, demikian The Palestinian Information Center melaporkan seperirti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu (18/4).
Rafei mengeluarkan pernyataan itu dalam menanggapi pernyataan Menteri pembangunan dan perumahan Israel baru-baru ini yang mengancam untuk mencegah Dewan Wakaf Islam melakukan proyek pemeliharaan di tempat suci itu.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Pemerintah Yordania, melalui saluran diplomatik, telah memprotes pernyataan dari menteri [Israel],” kata pejabat itu, menambahkan bahwa Otoritas Pendudukan Israel menegaskanpernyataan tersebut tidak mewakili posisinya.
Raja Abdullah mengatakan Yordania menolak keras setiap tindakan yang merusak kesucian Masjid Al-Aqsha.
Sementara pendudukan Israel, Rafei mencatat, telah menegaskan penghormatannya dari pengawalan Hashemit pada tempat-tempat suci di Al-Quds Timur, sesuai dengan perjanjian damai.
Menurut perjanjian perdamaian tahun 1994 antara pemerintah Yordania dengan Otoritas pendudukan Israel, ditetapkan Yordania sebagai penjaga kompleks Masjid Al-Aqsha dan tempat-tempat suci Muslim lainnya di Al-Quds Timur yang dianeksasi Israel.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Kekhawatiran akan perubahan keputusan status quo itu telah menimbulkan kerusuhandi lokasi itu.(T/P005/Imt/R05).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan