YUKE SUMERU" width="351" height="254" />Jakarta, 24 Rajab 1435/23 Mei 2014 (MINA) – Mantan “Pemain Bas Terbaik Indonesia” tahun1983 dan 1985, Yuke Sumeru, menilai Muslim Indonesia lebih baik dari Muslim negara-negara Arab dalam hal membantu rakyat Palestina.
Kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), mantan bassis grup band rock “Gong 2000” yang kini menjadi ulama, menyatakan keprihatinannya terhadap tingkat keperdulian umat Islam di negara-negara Arab yang menjadi tetangga Palestina, Jumat (23/5), Jakarta.
“Saya sangat prihatin, karena ada saudara-saudara kita, orang Muslim terdekat dengan Gaza, Palestina. Tapi kenapa justeru rumah sakitnya dari Indonesia? Ini menunjukkan ukhuwah islamiah (persaudaraan Islam) kita masih terkotak-kotak,” kata Yuke usai pengambilan gambar untuk video penggalangan dana pengadaan alat-alat kesehatan Rumah Sakit (RS) Indonesia yang ada di Gaza.
Menurut Yuke, kondisi itu terjadi karena mayoritas Muslimin masih terpengaruh oleh hal-hal yang tidak substansi dan memahami Al-Quran secara parsial saja.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
“Ketika umat Islam memahami Al-Quran secara parsial, maka terjadilah perbedaan pendapat. Padahal Islam itu sama, selama Allah, Rasul, kitab, kiblatnya sama, itu saudara kita,” kata ulama yang hafidz 30 juz Al-Quran itu.
Mengomentari bantuan rakyat Indonesia di Gaza yang berupa pembangunan rumah sakit traumatologi untuk dihadiakan kepada rakyat Palestina, Yuke mengatakan bahwa Indonesia lebih baik dari negara-negara Arab dalam kepeduliannya terhadap penderitaan rakyat Palestina, terutama bagi rakyat Gaza yang diblokade selama bertahun-tahun.
“Alhamdulillah kita bisa lebih baik dan lebih peduli dari pada orang-orang Arab. Karena mereka lebih dekat dengan rakyat Palestina, tapi kita yang lebih perduli,” katanya. “Indonesia, meskipun hidup tertekan, tapi masih ada kelompok yang mau membantu ke sana, itu yang penting.”
MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) yang memprakarsai pembangunan RS Indonesia di Gaza, bekerjasama dengan Yuke dan beberapa tokoh ulama lainnya, dalam pembuatan video campaign Gerakan Rp 50 ribu per/orang versi bulan suci Ramadhan untuk pengadaan alat-alat kesehatan RS Indonesia.
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Dari rock beralih 180 derajat menjadi ustadz
Ketenaran yang melambung dan kekayaan yang berlimpah ternyata membuat Yuke gelisah. Pada suatu hari, dia memanjatkan doa di depan Ka’bah, Makkah, saat menunaikan ibadah haji tahun 2000.
“Ya Allah, ambillah segala sesuatu yang tidak Engkau sukai dari diriku,” ucap Yuke.
Menurut Yuke, semenjak memanjatkan doa itu, tak berapa lama ia merasa mual tiap kali menghisap rokok kesukaannya yang membuatnya berhenti merokok.
Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi
“Saya juga merasa tidak nyaman tiap kali bersentuhan dengan alat musik,” akunya kepada Suara Hidayatullah dua tahun yang lalu.
Menurut pria kelahiran Bandung 1958 itu, dia pun berusaha menutup diri dari pergaulan dunia musiknya. Salah satu caranya dengan mengganti nomor telepon pribadinya.
“Agar saya bisa fokus belajar agama,” kata Yuke yang meyakini pengaruh lingkungan sangat penting dalam perubahan seseorang.
Tahun 2004, Yuke berhasil menyandang gelar Sarjana Al-Quran (SQ), bahkan terus menyelesaikan gelar master di kampus yang sama. Tak cuma itu, dia pun telah menghafal 30 juz Al-Quran.
Baca Juga: ICMI Punya Ruang Bentuk Kader-kader Indonesia Emas 2045
Yuke semakin meresapi nilai-nilai Islam, terutama setelah bergabung dengan aktivitas Jamaah Tabligh.
Suatu hari saat dalam kegiatan jamaah itu, Yuke bertemu dengan masyaikh (guru) yang sehari-hari berbicara dalam bahasa Arab. “Saya jengkel tidak bisa berkomunikasi dengan para syaikh,” akunya. Namun dari kejadian itu, Yuke lalu mendaftar ke salah satu perguruan tinggi swasta untuk belajar tahsin dan mendalami ilmu Al-Quran. Maka berubahlah hidup Yuke 180 derajat. (L/P09/R2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Antisipasi Kerawanan Pangan, Wamendes PDT Wacanakan Satu Provinsi Satu Desa ICMI