Jakarta, MINA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan penghargaan kepada 129 penulis yang telah menghasilkan 140 karya tulis yang kaya akan nuansa lokal dan keanekaragaman tema seperti arsitektur, kuliner, tokoh, lanskap perubahan perdesaan dan perkotaan, bahasa dan cerita tentang anak Indonesia.
“Saya mengucapkan selamat kepada para penulis yang telah mendapatkan penghargaan di dalam penulisan bahan bacaan literasi, baca-tulis dalam gerakan literasi nasional,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effency saat menutup Pertemuan Penulis Bahan Bacaan Literasi Baca-Tulis Tahap II, Jumat (19/10) di Jakarta.
Menurut Mendikbud, hal yang paling dikagumi dari para penulis kemampuan menulis dan berbicara di depan forum, hanya dimiliki oleh orang dengan kecerdasan yang luar biasa.
“Kemampuan menulis dan berbicara ini harus dimulai dari pendampingan di keluarga. Dari keluarga bisa ditanamkan tradisi untuk membiasakan membaca dan menulis, dan memupuk keberanian berbicara di depan forum,” ujarnya.
Baca Juga: Syubban Fatayat Masjid At-Taqwa Cibubur Gelar Program Youth Camp di Purwakarta
Tahun 2017 gerakan membaca pada mulanya hanya berlaku di sekolah, kemudian mulai menggeliat pada keluarga dan masyarakat. Literasi, jika kita merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bermakna ‘kemampuan menulis dan membaca’.
“Literasi tidak hanya dipahami sebagai kemahiran membaca dan menulis, tapi lebih jauh lagi literasi harus dipahami tentang bagaimana kita mampu memanfaatkan hasil bacaan itu sebagai kecakapan hidup dan untuk kehidupan ke depan yang lebih baik. Tidak hanya itu yang ingin kita capai, kita juga ingin mendukung kualitas karakter dan kompetensi individu masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, enam literasi dasar baca-tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewarganegaraan harus kita kuasai,” tambahnya.
Ia menjelaskan, melalui menulis dapat membuka wawasan anak bangsa dan membawa masa depan Indonesia lebih cemerlang.
“Saya sampaikan bahwa penulis bacaan literasi adalah pelukis masa depan bangsa. Untuk itu, sekali lagi selamat dan jangan berhenti menulis. Teruslah berkarya untuk memajukan bangsa,” pesannya.
Baca Juga: UAR Beri Pelatihan Mitigasi Bencana di SDN Ragunan 05 Pagi Jaksel
Di samping itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Dadang Sunendar, menjelaskan bahwa penghargaan tersebut diberikan setelah melalui proses sayembara terbuka yang dimulai sejak bulan Januari 2018.
“Kebahagian kita bertemu dengan para penulis hebat. Mereka telah melewati tahap penjurian. Dari 1.135 karya yang terkumpul hingga terpilih 140 karya,” ujar Dadang.
Hingga akhir tahun 2018 total buku yang disediakan Badan Bahasa untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN), khususnya untuk literasi baca-tulis sebanyak 502 buku.
“Rencananya, pada tahun 2019 nanti, buku-buku tersebut akan dicetak dalam jumlah yang sesuai dengan anggaran yang tersedia, dibuat buku digital, dan alihwahana sejumlah buku terpilih,” jelasnya. (R/R10/P2)
Baca Juga: Gunung Dempo di Sumsel Erupsi, Status Level II Waspada
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BNPB: Banjir Bandang Melanda Tapanuli Sumut, Dua Orang Meninggal