London, MINA – Seorang ahli imunologi terkemuka di Inggris mengatakan, varian baru Covid-19 omicron tidak sama dengan delta dan jenis baru ini tampaknya tidak terlalu berbahaya.
Sir John Bell, seorang profesor regius di Universitas Oxford dan penasihat ilmu kehidupan untuk pemerintah mengatakan, meskipun ada peningkatan jumlah kasus dan orang yang dirawat di rumah sakit, namun masa tinggalnya lebih pendek dibandingkan dengan mutasi sebelumnya.
“Omicron bukanlah penyakit yang sama yang kita lihat setahun lalu,” kata Bell seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (29/12).
Ilmuwan senior itu juga mengatakan, jumlah kematian akibat varian omicron tetap rendah dan sedikit pasien yang yang membutuhkan oksigen aliran tinggi.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Terlepas dari pernyataan Bell, banyak ilmuwan mengkritik kegagalan pemerintah untuk menerapkan pembatasan yang lebih ketat.
Mereka berpendapat, meskipun omicron tampaknya tidak terlalu berbahaya, namun masih sangat mudah menular dan tanpa intervensi pemerintah, layanan kesehatan nasional Inggris dapat menghadapi kesulitan karena jumlah pasien yang sangat banyak.
Seperti dikutip dari CNN, Inggris melaporkan rekor kasus positif Covid-19 harian baru akibat penyebaran omicron">varian Omicron. Terjadi lonjakan kasus positif virus corona dalam tujuh hari terakhir.
Model Data dari Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris menunjukkan bahwa 1 dari 20 orang Inggris kemungkinan telah terinfeksi Covid-19. Namun demikian, data ini kemudian direvisi menjadi 1 dari 10 orang kemungkinan terinfeksi virus tersebut.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Data pemerintah menunjukkan setidaknya terdapat 122.186 kasus baru atau lebih tinggi dari catatan rekor sebelumnya yakni 119.789 pada Kamis. Ini menandakan, Inggris telah dilanda 100 ribu kasus Covid-19 baru selama tiga hari berturut-turut. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas