California, MINA – Dr. Davey Smith, seorang ahli virologi di San Diego, California, Amerika Serikat mengatakan,laporan awal infeksi varian baru covi-19, Omicron sebagian besar tidak terdeteksi.
Davey Smith, kepala Divisi Penyakit Menular dan Kesehatan Masyarakat Global di UC San Diego mengatakan kepada NBC7, masih terlalu dini untuk mengatakan dampak seperti apa varian baru Omicron di dunia. NBC San Diego melaporkan, Selasa (30/11).
“Laporan awal mengatakan bahwa orang yang sekarang memiliki varian omicron ini memiliki gejala yang lebih sedikit daripada orang yang memiliki delta atau alfa sebelumnya,” kata Smith.
“Saat ini, saya pikir saya hanya mengatakan ini serius dan kita harus terus memperhatikannya,” ujarnya.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Varian Omicron, dinamai dari alfabet Yunani, adalah varian dominan baru di Afrika Selatan, dan para ilmuwan sekarang memantaunya di seluruh dunia.
“Itu memicu banyak alarm. Mengapa virus ini memiliki begitu banyak mutasi yang berbeda dari yang satu ini? Mengapa kita sekarang melihatnya di lebih dari satu atau dua orang?” ujarnya.
Omicron memiliki lebih banyak mutasi pada protein lonjakannya daripada varian Delta. Virus ini juga memiliki lebih banyak cara untuk masuk ke sel manusia. Ini terus berkembang menghadapi respon sistem kekebalan tubuh.
Dr. Smith memperingatkan, virus ini dapat saja menginveksi kelompok muda dan mungkin yang sudah divaksinasi.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
“Mereka memiliki gejala yang lebih rendah. Tapi merekalah yang paling mungkin menyebarkannya, ”kata Davey.
Meskipun belum ada laporan sejauh ini, Omicron kemungkinan sudah ada di wilayah AS, lanjutnya.
Ia menyebutkan peluang terinveksi pada orang-orang yang naik turun pesawat, dan tanpa menyadarinya berdekatan dengan komunitas lain, terutama di waktu perjalanan yang padat. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza