Akibat Protes Guru Sudan Meninggal dalam Tahanan

Khartoum, MINA – Seorang guru sekolah Sudan yang ditahan selama protes di timur negara itu telah meninggal saat ditahan, Reuters melaporkan pada Sabtu (3/2).

Tubuh pria berusia 36 tahun itu memar dan menunjukkan tanda-tanda bahwa dia dipukuli, kata keluarganya. Petugas kepolisian mengatakan, dia telah meninggal karena keracunan.

Dia ditangkap di rumahnya pada Kamis (3/1), setelah mengambil bagian dalam protes di kota Khashm Al Qirba, demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.

Demonstrasi meletus di Sudan bulan Desember setelah keputusan pemerintah untuk melipat tigakan harga roti melepaskan frustrasi selama bertahun-tahun karena memburuknya kondisi kehidupan dan meningkatnya kesulitan.

Para pejabat mengatakan, 30 orang telah tewas dalam kekerasan terkait protes, sementara kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) Human Rights Watch mengatakan, setidaknya 51 orang telah terbunuh.

Hari Ahad, Presiden Sudan Omar Al Bashir melakukan ofensif terhadap aksi unjuk rasa di seluruh negeri, berjanji untuk mendukung pembangunan pedesaan.

Berbicara kepada ratusan penduduk desa di negara bagian Kordofan Utara pada acara televisi ia berjanji membawa air bersih ke daerah pedesaan “di seluruh Sudan” dan membuka rumah sakit baru di wilayah tersebut.

Pidato itu muncul setelah ia meresmikan jalan raya baru 340 kilometer (210 mil) yang menghubungkan Kordofan Utara dengan Omdurman, ibu kota kembar Khartoum.

“Membangun jalan seperti itu dalam kondisi ekonomi saat ini bukanlah hal yang mudah untuk dicapai,” kata Bashir, setelah dikawal ke panggung oleh puluhan pria di atas unta. (T/Gun/RS1)

 

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: Insaf Muarif Gunawan

Editor: illa

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.