Texas, 23 Rajab 1436/12 Mei 2015 (MINA) – Saaliha Khan, seorang mahasiswi Muslimah Pakistan-Amerika di Univesitas Georgetown, AS, seketika mengunggah status di jejaring sosialnya tentang ekspresi kesedihan, kekecewaan, dan penolakan, atas serangan di area Pusat Kebudayaan di Garland, Texas, AS pekan lalu.
Pesan itu diunggah Senin tengah malam (4/5) mengenai dua pria bersenjata yang tewas dalam tembak-menembak di luar kontes kartun kontroversial di Texas yang menampilkan gambar Nabi Muhammad.
“Jika Anda ingin membela kehormatan Nabi, maka lakukan dengan cara yang konsisten, sopan santun dan etis, bukan dengan kekerasan. Meskipun pembatalan kontes itu tetap perlu dilakukan,” tulisnya, seperti dilaporkan LA Times Sabtu (9/5).
Status Saaliha Khan di dunia maya diikuti oleh lebih dari 79.000 pengikutnya.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Pola serupa yang berulang dan berulang lagi, ujarnya menambahkan, “Lalu atas nama Muslim mengecam dengan aksi, lalu muncul kecaman lagi sebagai tindakan terorisme,” paparnya.
“Kadang kita begitu frustrasi, ingin tidur atau pergi saja, namun kita harus tetap berpikir?” kata Khan.
Ada pesan penting lain yang diunggah Saaliha Khan, yang dianggap cukup mewakili suara para pembela Muslim AS. Pesannya adalah bahwa adanya tuduhan dan penghujatan kepada umat Islam terus-menerus karena umat Islam di dunia ini tidak tidak memiliki sentral kepemimpinan sebagai Imaam.
Saaliha Khan menambahkan pentingnya media liputan yang Islami untuk membentuk persepsi Muslim di negaranya.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
“Saya berpikir bahwa sikap sosial sangat sering dibuat oleh media. Begitu banyak terjadi ketidakseimbangan yang cukup,” katanya. (T/hna/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris