Texas, 17 Rajab 1436/6 Mei 1015 (MINA) – Aktivis Muslim Amerika menyatakan tekad untuk meredam fanatisme anti-Islam pasca kekerasan hari Ahad (3/5) di sebuah kontes kartun Nabi Muhammad, di Pusat Kebudayaan Curtis Culwell Center Garland, Texas, AS.
Amani Al-Khatahtbeh, aktivis Muslim, pendiri dan Pemimpin Redaksi Muslimgirl, menyatakan, kekerasan pada kontes tersebut merupakan wujud lingkaran setan kefanatikan.
“Kita dapat mengambil pelajaran dari kejadian itu,” katanya. “Sudah jelas bahwa ketika kita bereaksi terhadap kefanatikan, itu hanya akan makin mengobarkan kebencian. Karena itu kita benar-benar harus mengubah pendekatan kita terhadap masalah ini,” ujar Pemred Muslimgirl, sebuah situs yang didedikasikan untuk wanita Muslim abad milenium.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Setidaknya 200 orang hadir pada kontes menggambar kartun Nabi Muhammad, ketika orang-orang bersenjata melepaskan tembakan pada Ahad malam lalu (3/5).
Polisi menembak mati dua tersangka di depan gedung kontes, yang kemudian diidentifikasi bernama Elton Simpson dan Nadir Soofi dari Phoenix, AS, .
Kelompok dan pendiri kegiatan anti-Muslim, Pamela Geller dalam beberapa tahun terakhir ini memang seringkali melakukan aksi-aksi provokatif di kota-kota di seluruh negeri itu, termasuk mensponsori iklan-iklan di bus.
Al-Khatahtbeh berpendapat, perlunya pendekatan kreatif untuk melawan kebencian dan pesan-pesan anti-Muslim yang kian merebak di ruang-ruang publik Amerika dalam beberapa tahun terakhir ini.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
Pada hari-hari menjelang acara di Garland, Muslimgirl menanggapinya dengan kampanye gambar orang bernama Muhammad, sebuah nama yang sangat umum di dunia Islam.
“Kami meredam kefanatikan tersebut dengan cara damai yang menyentuh rasa kemanusiaan, melalui outlet kreatif seperti video dan blogging,” kata Al-Khatahtbeh.
Sementara itu, Omid Safi, Direktur Pusat Studi Islam di Duke University, AS, lewat akun facebook menanggapi serangan tersebut.
“Ya, kita berdiri untuk keadilan, sekaligus mengutuk kekerasan penembakan dan kebencian kelompok xenophobia yang mengejek masyarakat terpinggirkan,” katanya.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Pemimpin terkemuka Muslim-Amerika juga mengecam kekerasan tersebut, sementara Dewan Hubungan Islam Amerika -organisasi hak-hak sipil Muslim- mengeluarkan pernyataan mengutuk insiden itu dengan menyebutkan, “pidato fanatik bisa memicu tindak kekerasan.”
Sebelumnya, awal Januari lalu, kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang, termasuk serangan terhadap Charlie Hebdo di Paris, mendapat kecaman dari kelompok-kelompok Muslim di AS, kata Al-Khatahtbeh.
“Aktivis Muslim Amerika harus terus memikirkan cara-cara baru untuk memerangi Islamophobia agar tidak makin meluas. Kami harus dilihat sebagai sekutu, memberi akses bagi sudut pandang kami. Semoga kami memiliki kemampuan lebih baik untuk mengatasi masalah ini dalam jangka panjang,” imbuhnya. (T/nrz/R01/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan