Kairo, MINA – Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi mengatakan, Israel akan bekerjasama dengan Mesir dalam operasi militer untuk menghadapi terorisme di Sinai di timur Laut Mesir yang berbatasan dengan Israel.
Ia mengatakan, hubungan Mesir dengan Israel adalah yang paling dekat sekarang dibandingkan dengan pemerintahan-pemeritahan Mesir sebelumnya di berbagai bidang, demikian MEMO melaporkan pada hari Sabtu (5/1).
Ia menjelaskan, selama empat tahun, tentara Mesir telah melakukan operasi militer di Sinai. Ia mengklaim tujuannya adalah untuk memerangi kelompok-kelompok teroris, terutama kelompok “Provinsi Sinai” yang mengumumkan kesetiaannya kepada Daesh pada akhir 2014.
Namun, organisasi Human Rights Watch (HRW) menyebut bahwa, pertempuran di Sinai telah dirusak oleh pelanggaran pemerintah yang meluas termasuk penahanan rahasia, eksekusi di luar pengadilan, dan pengadilan militer terhadap warga sipil.
Baca Juga: Netanyahu Tiba di AS untuk Bertemu dengan Trump
Mesir Berusaha Memblokir ’60 Menit ‘Wawancara Sisi Pada topik lain, situs web CBS News mengatakan bahwa Al-Sisi telah menahan diri untuk menjawab pertanyaan tentang tanggung jawabnya atas pembubaran sit-in “Rabaa Square”. Ia hanya mengatakan, ada ribuan militan dalam aksi duduk tersebut, yang berlangsung selama lebih dari 40 hari itu.
Pada tanggal 14 Agustus 2013, pasukan Mesir dan kepolisian secara paksa membubarkan aksi dudu pro-Mohamed Morsi, presiden sipil terpilih pertama Mesir yang dikudeta Sisi. Aksi itu diadakan di alun-alun Nahda, sebelah barat ibukota Mesir, Kairo, dan Lapangan Rabaa, di sebelah timur ibukota.
Pembubaran aksi duduk itu mengakibatkan pembunuhan 632 orang, termasuk delapan polisi, menurut Dewan Nasional Hak Asasi Manusia di Mesir (NCHR), sementara organisasi hak asasi lokal dan internasional mengatakan bahwa jumlah korban mencapai 1.000. (T/Ast/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’