Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amnesty International Cabut Penghargaan Bergengsi Suu Kyi

Syauqi S - Selasa, 13 November 2018 - 08:23 WIB

Selasa, 13 November 2018 - 08:23 WIB

10 Views ㅤ

Pemimpin de facto dan Penasehat Negara Myanmar Daw Aung San Suu Kyi. (Gambar: Rohingya Vision TV)

Yangon, MINA – Amnesty International telah menarik hadiah hak asasi manusia (HAM) yang paling bergengsi dari Aung San Suu Kyi, dan menuduh pemimpin Myanmar itu melanggengkan pelanggaran HAM karena tidak berbicara tentang kekerasan terhadap minoritas Muslim Rohingya.

 

Amnesty International menganugerahan Suu Kyi Ambassador of Conscience Award pada 2009 ketika dia masih dalam tahanan rumah karena aksi penentangannya terhadap junta militer Myanmar. Demikian Channel NewsAsia melaporkan, Selasa (13/11).

 

Baca Juga: Indonesia Cetak Sejarah, Bahasa dan Budaya Nusantara Menggema di Sidang UNESCO

Amnesty International mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa dia telah gagal untuk berbicara dan telah “melindungi pasukan keamanan dari pertanggungjawaban” atas kekerasan terhadap Rohingya, menyebutnya sebagai “pengkhianatan memalukan terhadap nilai-nilai yang pernah dia pegang”.

 

Sekjen organisasi advokasi global itu, Kumi Naidoo, menulis surat kepada Suu Kyi pada Ahad (11/11) mengatakan bahwa kelompok itu menarik kembali penghargaan itu karena “sangat kecewa bahwa Anda tidak lagi mewakili simbol harapan, keberanian, dan pembelaan abadi hak asasi manusia”.

 

Baca Juga: Rusia Usulkan Rancangan Perdamaian Baru untuk Gaza

Setelah dipuji sebagai juara dalam perjuangan demokrasi, Suu Kyi telah dilucuti dari serangkaian penghargaan internasional atas eksodus Rohingya yang dimulai pada Agustus 2017.

 

Lebih dari 700.000 orang Rohingya yang kebanyakan tanpa kewarganegaraan melarikan diri melintasi perbatasan barat Myanmar ke Bangladesh setelah militer Myanmar melancarkan operasi balasan sebagai tanggapan terhadap serangan pemberontak Rohingya terhadap pasukan keamanan.

 

Baca Juga: Gedung Putih Luncurkan Operasi Militer Regional di Amerika Latin, Targetkan Kartel Narkoba

Investigator yang diberi mandat oleh PBB telah menuduh militer Myanmar melakukan kampanye pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran dengan “niat genosida”.

 

Pemerintahan Suu Kyi menolak temuan yang mengatakan, tindakan militer itu terlibat dalam operasi kontrapemberontakan yang sah.

 

Baca Juga: Latihan Terbang di Karelia Berujung Tragedi, Jet Sukhoi Su-30 Rusia Jatuh

Pada Maret, Museum Peringatan Holocaust AS membatalkan penghargaan tertinggi dari Suu Kyi. Kota Dublin dan Oxford, Inggris, juga melucuti penghargaan yang mereka berikan menyusul krisis Rohingya.

 

Pada September, parlemen Kanada juga memutuskan untuk menghapus status warga kehormatan Suu Kyi. (T/R11/RS10)

 

Baca Juga: Komunitas Internasional Kecam Pembakaran Masjid dan Al-Qur’an oleh Pemukim Ilegal Israel di Tepi Barat

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Dunia Islam
Breaking News