Washington, MINA – Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Ilhan Omar mengumumkan, dia tidak akan menghadiri rencana pidato Presiden Israel Isaac Herzog di sesi gabungan.
Omar mengutuk keputusan pada 2019 yang melarang dia dan anggota Kongres Rashida Tlaib memasuki Israel.
“Tidak mungkin saya menghadiri pidato sesi bersama dari seorang presiden yang negaranya telah melarang saya dan melarang Rashida Tlaib untuk melihat neneknya,” tulis Omar di Twitter seperti dikutip oleh Middle East Monitor, Jumat (14/7).
Pada 2019, Israel melarang Omar dan Tlaib keturunan Palestina-Amerika memasuki wilayahnya karena dukungan mereka terhadap gerakan BDS.
Baca Juga: Kasus Malnutrisi Penuhi RS Kamal Adwan di Gaza Utara
Herzog dijadwalkan untuk berpidato di kedua majelis Kongres Rabu (19/7) depan untuk menandai peringatan 75 tahun Israel, serta bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih.
“Pidato Presiden Israel Isaac Herzog datang atas nama pemerintah paling kanan dalam sejarah Israel, pada saat pemerintah secara terbuka berjanji untuk “menghancurkan” harapan negara Palestin pada dasarnya meletakkan paku di peti mati perdamaian dan solusi dua negara,” tambah Omar.
Omar juga mencatat pernyataan yang dibuat oleh menteri sayap kanan Israel dan perdebatan yang sedang berlangsung atas rencana “reformasi peradilan” yang kontroversial.
“Itu terjadi ketika anggota kabinet Israel sayap kanan yang ekstrim menyerang langsung Presiden [AS] Biden, dengan mengatakan Israel ‘tidak lagi menjadi bintang’ di bendera AS. Itu juga terjadi ketika pemerintah Israel mendorong melalui apa yang digambarkan oleh para ahli hukum sebagai kudeta yudisial untuk memusatkan kekuasaan dan merusak kontrol atas kekuasaan mereka, mendorong demonstrasi massa berbulan-bulan terhadap pemerintah di seluruh Israel,” lanjutnya.
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB: Israel Lakukan Genosida di Jalur Gaza
Dalam tweetnya, Omar juga menyoroti invasi Israel ke Jenin di Tepi Barat yang diduduki yang berlangsung selama kurang lebih 48 jam pada 3-4 Juli, mengakibatkan pembunuhan 12 orang Palestina, termasuk 4 anak-anak, melukai 120 orang dan kehancuran hampir 80 persen rumah serta infrastruktur kamp pengungsi.
“Ini semua adalah tren yang sangat memprihatinkan, terutama mengingat fakta bahwa kami memberi Israel hampir $4 miliar bantuan militer tahunan,” tegasnya.
“Bulan lalu, saya menentang undangan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk berpidato pada sesi bersama berdasarkan catatan hak asasi manusia pemerintahnya. Dan bulan ini saya tidak akan menghadiri pidato serupa dari Presiden Israel Isaac Herzog,” tambah Omar. (T/RE1/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: ICESCO Tetapkan Keffiyeh Jadi Warisan Budaya Tak Benda Palestina