Washington, MINA – Beberapa anggota parlemen Demokrat AS telah meminta pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menjatuhkan sanksi keuangan pada perusahaan spyware Israel yang kontroversial, NSO Group dan perusahaan mata-mata lainnya dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Eropa.
Mereka mengatakan, perusahaan-perusahaan tersebut membantu rezim otoriter dalam melakukan pelanggaran hak asasi manusia, Press TV melpaorkan.
Dalam sebuah surat pada hari Selasa (14/12), 18 Anggota Senat dan DPR AS meminta Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri untuk memberikan sanksi kepada NSO, bersama dengan perusahaan keamanan siber Uni Emirat Arab DarkMatter dan perusahaan pengawasan massal online Eropa Nexa Technologies dan Trovicor.
Di antaranya, surat itu ditandatangani oleh Ketua Komite Keuangan Senat Ron Wyden dan Ketua Komite Intelijen DPR Adam Schiff.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Surat tersebut menyatakan bahwa perusahaan memfasilitasi “penghilangan, penyiksaan dan pembunuhan aktivis hak asasi manusia dan jurnalis”, serta meminta penerapan sanksi “Global Magnitsky”, yang akan menyebabkan pembekuan rekening bank eksekutif perusahaan dan larangan bepergian ke AS.
“Untuk menghukum mereka secara bermakna dan mengirim sinyal yang jelas ke industri teknologi pengawasan, pemerintah AS harus menerapkan sanksi keuangan,” bunyi surat itu.
Investigasi oleh 17 organisasi media yang diterbitkan pada bulan Juli mengungkapkan bahwa spyware perusahaan Israel digunakan untuk mengawasi lebih dari 1.000 jurnalis, pejabat pemerintah, dan aktivis hak asasi manusia di setidaknya 50 negara.
Orang-orang yang ditargetkan termasuk beberapa kepala negara dan perdana menteri, anggota keluarga kerajaan Arab, eksekutif bisnis, 85 aktivis hak asasi manusia, 189 jurnalis, dan lebih dari 600 politisi dan pejabat pemerintah.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Hatice Cengiz, tunangan jurnalis oposisi Saudi Jamal Khashoggi yang dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018, juga termasuk dalam daftar.
Perusahaan Israel sejak itu berada di bawah pengawasan global yang ketat untuk perangkat lunak Pegasus-nya, yang dianggap sebagai salah satu alat pengawasan dunia maya paling kuat yang tersedia di pasar.
“Tentara bayaran pengintai ini menjual jasa mereka kepada rezim otoriter dengan catatan panjang pelanggaran hak asasi manusia, memberikan kekuatan mata-mata yang besar kepada para tiran,” kata Wyden kepada kantor berita di Inggris.
Da mengatakan, pemerintahan Biden memiliki “kesempatan untuk mematikan keran dolar Amerika dan membantu membuat mereka gulung tikar untuk selamanya.”
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Bulan lalu, perusahaan teknologi Amerika Apple mengajukan gugatan terhadap pengembang spyware Israel atas pengawasan penggunanya “tanpa akuntabilitas yang efektif.”
Gugatan yang diajukan di 9th Circuit Court of Appeals pengadilan federal di San Francisco, California, berusaha untuk secara permanen mencegah NSO Group menggunakan perangkat lunak, layanan, atau perangkat Apple.
“Aktor yang disponsori negara seperti NSO Group menghabiskan jutaan dolar untuk teknologi pengawasan canggih tanpa akuntabilitas yang efektif,” kata Craig Federighi, wakil presiden senior rekayasa perangkat lunak Apple, dalam sebuah pernyataan. “Itu perlu diubah.”
Spyware itu secara resmi diidentifikasi oleh Citizen Lab, sebuah kelompok riset di University of Toronto.
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel
“Perusahaan spyware tentara bayaran seperti NSO Group telah memfasilitasi beberapa pelanggaran hak asasi manusia terburuk di dunia dan tindakan represi transnasional, sambil memperkaya diri mereka sendiri dan investor mereka,” kata Ron Deibert, Direktur Citizen Lab, seperti dikutip bulan lalu. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tiba di Peru, Prabowo akan Hadiri KTT APEC