AS dan Uni Eropa Tuntut PM Sudan Baru dari Kalangan Sipil

Aktivis pro-demokrasi telah mendesak pengunjuk rasa untuk turun ke jalan pada hari Selasa, 4 Januari 2022, menuju ke istana presiden di Khartoum 'sampai kemenangan tercapai.' (AP)

Khartoum, MIAN – Pasukan Sudan menembakkan gas air mata Selasa ke pengunjuk rasa anti-kudeta yang menuntut pemerintahan sipil beberapa hari setelah perdana menteri mengundurkan diri, ketika AS dan Uni Eropa memperingatkan agar tidak menunjuk pengganti perdana menteri dari kalangan mereka sendiri, Selasa (4/1), setelah Abdallah Hamdok mengundurkan diri dari jabatan itu, Arab News melaporkan.

Pengunjuk rasa antikudeta di Khartoum yang menuntut pemerintahan sipil terus meneriakkan “Tidak, tidak untuk aturan militer.”

Pengunjuk rasa menyerukan pembubaran dewan penguasa Sudan yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan, yang memimpin kudeta 25 Oktober. Pasukan Sudan menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa antikudeta

Jalan-jalan menuju istana presiden dan markas tentara di ibu kota Khartoum ditutup oleh pengerahan pasukan, polisi anti huru hara dan unit paramiliter, kata saksi.

AS, Uni Eropa, Inggris dan Norwegia memperingatkan militer agar tidak menunjuk pengganti Hamdok dari kalangan mereka sendiri, dengan mengatakan itu “tidak akan mendukung perdana menteri atau pemerintah yang ditunjuk tanpa keterlibatan berbagai pemangku kepentingan sipil.”

Empat kekuatan Barat mengatakan bahwa mereka masih percaya pada transisi demokrasi di Sudan, tetapi mereka mengeluarkan peringatan terselubung kepada militer jika tidak bergerak maju.

“Dengan tidak adanya kemajuan, kami akan berupaya mempercepat upaya untuk meminta pertanggungjawaban aktor-aktor yang menghambat proses demokrasi,” bunyi pernyataan itu. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.