Atasi Isu Rohingya, MUI Ajak ASEAN Perbanyak Dialog Lintas Agama

Kuala Lumpur, MINA – Konflik etnis bernuansa agama di Myanmar antara kelompok minoritas Rohingya dengan mayoritas Burma hingga saat ini belum bisa diselesaikan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak para pemimpin ASEAN untuk memperbanyak dialog lintas agama dalam meredam permasalahan tersebut.

Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Islam (HLNKI) MUI Bunyan Saptomo menyebut, dialog lintas agama dalam kegiatan resmi ASEAN masih sangat terbatas, misalnya program kerja sama pemuda atau perempuan.

“Memang dalam beberapa tahun terakhir telah banyak kegiatan dialog lintas Agama di ASEAN, tapi kegiatan itu sebagian besar dilakukan oleh ormas lintas agama dan perguruan tinggi di luar program resmi ASEAN,” ujar Bunyan dalam seminar yang diselenggarakan oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM) pada 22-24 April 2024.

Baca Juga:  Brigade Jenin Serang Kamp Militer Zionis

Bunyan menegaskan, pengarusutamaan dialog lintas agama dalam strategi perdamaian ASEAN sangat penting dengan mengingat masyarakat di Kawasan Asia Tenggara yang paling majemuk di dunia, baik dari segi etnis, budaya, bahasa dan agama.

Dilihat dari segi agama, mayoritas penduduk ASEAN adalah masyarakat yang beragama.

Menurut Kishore Mahbubani dalam bukunya Keajaiban ASEAN, dari 600jt penduduk ASEAN terdapat 240jt Muslim (40%), 130jt Kristen (22%), 140 Budha (24%), 8jt Hindu (1.4%). Mengingat  mayoritas mutlak (86%) penduduk ASEAN penganut tiga agama besar (Islam, Kristen dan Budha).

“Maka sangat penting bagi ASEAN untuk menjadikan Program Dialog Lintas Agama sebagai salah satu program utama dalam pilar Komunitas Sosial Budaya ASEAN,” ujarnya.

Baca Juga:  Rudal Al-Qassam Hantam Heli Apache Zionis

Seminar yang  diadakan oleh OKI yang berpusat di Jeddah bekerjasama dengan IIUM tersebut bertujuan untuk membahas strategi untuk menyikapi keragaman budaya dan mengusung nilai-nilai penting: toleran, solidaritas, perdamaian dan kesejahteraan bersama.

Pembicara dalam seminar kebanyakan dari Malaysia. Selain itu ada dari Bangladesh, Turki, Azerbaijan dan Indonesia. Dari Indonesia ada dua pembicara, yakni Ketua Komisi HLNKI MUI dan Ketua OIC Youth Indonesia. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: Rudi Hendrik