Washington, 12 Jumadil Awwal 1438/10 Februari 2017 (MINA) – Ibtihaj Muhammad, wanita pertama Muslim Amerika Setikat yang memenangkan medali Olimpiade untuk negaranya, ditahan oleh pejabat di sebuah bandara di negara itu selama dua jam tanpa penjelasan baru-baru ini.
Pemain anggar Muslimah yang meraih medali perunggu di Olimpiade Rio musim panas lalu itu mengatakan, dia tidak tahu apakah penahanan itu buah dari perintah eksekutif Presiden Donald Trump atau faktor yang lain.
Namun, Ibtihaj mengungkapkan keyakinannya bahwa langkah itu berdasarkan agamanya.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Saya tidak bisa memberitahu Anda mengapa hal itu terjadi padaku, tapi saya tahu bahwa karena saya Muslim,” katanya dalam sebuah wawancara dengan situs Popsugar, Rabu (7/2) lalu, demikian The New Arab memberitakannya yang dikutip MINA.
“Saya memiliki nama Arab. Dan meskipun saya mewakili Tim AS di Olimpiade, itu tidak mengubah cara Anda melihat dan bagaimana orang melihat Anda.”
Ibtihaj adalah orang Amerika pertama yang berkompetisi di Olimpiade mengenakan jilbab.
Mengungkapkan pengalamannya saat ditahan di bandara, ia mengatakan selanjutnya, “Respon orang membuat saya menangis, karena saya begitu sedih, marah dan berkecil hati,” katanya. “Itu benar-benar dua jam yang berat.”
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Dia menambahkan bahwa pengalamannya di bandara membuatnya lebih bertekad untuk tetap berbuat positif.
Sebelumnya Ibtihaj telah berkomentar kritis tentang perintah eksekutif Trump yang melarang masuknya wisatawan dari tujuh negara Muslim.
“Paya pikir yang membuat negara kita besar, yaitu keberagaman. Bangsa kita dibangun di atasnya,” katanya. (T/RI-1/R01-P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan