Kairo, MINA – Badan Pemantau Al-Azhar Mesir dalam laporan tahunannya menyebutkan, tahun 2020 merupakan periode paling berbahaya bagi Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Palestina.
Beberapa aksi-aksi membahayakan meliputi penyerbuan periodik dalam pengawalan pasukan keamanan, pembatasan dan pencegahan warga Muslim untuk shalat di Al-Aqsa dengan alasan pandemi covid-19, dan tindakan yahudisasi melalui ritual Hanukah. Arabic RT melaporkan, Sabtu (2/1).
“Ada sebanyak 18.544 yahudi menyerbu kompleks Al-Aqsa sepanjang tahun 2020, di bawah penjagaan keamanan ketat polisi Israel,” bunyi laporan.
Laporan menambahkan, tahun 2020 menjadi saksi preseden oleh pemukim ekstremis yang didukung organisasi Zionis dan pemerintah entitas Israel, yang menjadikan Masjid Al-Aqsa di bawah pendudukan.
Baca Juga: Perlawanan di Jabalia: 3 Tentara Israel Tewas, 18 Terluka
“Salah satu yang paling menonjol dari preseden ini adalah penyerbuan Al-Aqsa menurut apa yang mereka sebut Hari Penghancuran Kuil, saat 978 pemukim Yahudi menyerbu masjid, dalam provokasi terhadap perasaan umat Islam,” tambah laporan.
Laporan juga memperingatkan bahaya proyek penggalian yang dilakukan otoritas pendudukan dan asosiasi permukiman di sekitar Masjid Al-Aqsa, yang bertujuan untuk membuat retakan.
Badan Pemantau Al-Azhar memperingatkan dan menegaskan bahwa masalah Al-Aqsa dan kesucian Islam di dalam wilayah Palestina yang diduduki berada di hati nurani Al-Azhar dan “kita umat Islam seluruhnya tidak akan meninggalkannya.”
Badan itu juga menerbitkan 552 publikasi seputar Al-Aqsa dalam bahasa Arab dan Ibrani sejak Maret 2018 hingga sekarang, antara laporan, artikel, studi dan kampanye, selain menerbitkan buku dalam bahasa Ibrani. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Pengamat Politik: Keadaan Memungkinkan Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)