Jakarta, 2 Muharram 1438/ 3 Oktober 2016 (MINA) – Pendiri Gerakan Beli Indonesia, Happy Trenggono mengajak segenap anak bangsa untuk membangun ekonomi dan membela negeri Indonesia dengan membeli dan memasarkan produk lokal sendiri.
“Sebenarnya produk dalam negeri tidak kalah saing dengan barang impor negara lain. Sayangnya, produk buatan sendiri masih belum semuanya hadir di pasaran. Itu karena karakter pembelaan bangsa Indonesia terhadap produk sendiri sangat rendah. Kita membuat pesawat, tapi pesawat kita masih sedikit dibeli perusahaan dalam negeri,” kata Heppy di Jakarta, Senin (3/10).
Menurut dia, perdagangan bebas yang dijalankan Indonesia dengan banyak negara menjadi persoalan baru untuk industri dalam negeri. Sebab, produk yang diimpor ke Indonesia biasanya lebih murah dibandingkan dengan produk serupa yang dibuat industri di dalam negeri.
Berbagai perjanjian yang diikuti Indonesia, seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan Kawasan Perdagangan ASEAN-Cina (ACFTA) mendatangkan tekanan cukup kuat terhadap produk dalam negeri.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
“Produk dari negara-negara MEA dan ACFTA misalnya, elektronik, manufaktur, tekstil, ataupun makanan, memiliki harga yang lebih rendah ketika masuk ke Indonesia. Guna menahan laju produk impor, masyarakat Indonesia harus memiliki keinginan untuk membeli produk dalam negeri,” ujar Heppy.
Ia memaparkan, pembelian produk industri ataupun hasil usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri akan memberikan efek ganda. Pasar yang membutuhkan produk dalam negeri nantinya akan membuat industri dan pelaku usaha lain meningkatkan jumlah produknya.
“Kalau tidak ada kesadaran dari rakyat untuk membeli produk dalam negeri, maka akan susah membangun ekonomi negara,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pameran Beli Indonesia, Iskandar Siregar menjelaskan ajang ini menampilkan berbagai macam produk dan karya anak bangsa sendiri mulai dari pesawat terbang turboprop bernama R80 yang dirancang dan dikembangkan oleh keluarga mantan presiden BJ Habibie, industri pertanian, kosmetik hingga kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
“Adanya pameran ini untuk menyadarkan masyarakat bahwa produk anak bangsa punya kualitas yang tidak kalah dengan produk bangsa asing. Jadi kita di sini mengundang dan mengumpulkan UKM bukan hanya untuk jualan produk, tapi juga memberikan semangat kepada masyarakat guna melakukan syiar bahwa kebangkitan bangsa bisa dimulai dengan kebangkitan ekonomi rakyat,” kata Iskandar kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dia menyebutkan, jika kita menginginkan ekonomi Indonesia meningkat, harus dimulai dari ekonomi rakyat sendiri dengan bergerak memasarkan produk dalam negeri, jangan hanya mengandalkan pemerintah.
Pameran dan Kongres Beli Indonesia yang dilaksanakan pada 3-5 Oktober 2016 di SMESCO Jakarta selain menampilkan produk karya anak bangsa, juga diisi dengan seminar-seminar bisnis dan entrepreneurship serta diskusi meja bundar para tokoh.
Gerakan Beli Indonesia saat ini dilakukan lebih dari 30 kampus, pesantren, organisasi masyarakat, dan puluhan kabupaten di Indonesia. Di Kulonprogo gerakan ini berhasil menurunkan tingkat kemiskinan hingga 5 persen dalam tempo 4 tahun. (L/M013/R01)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)