Bangui, 3 Rabi’ul Awwal 1437/14 Desember 2015 (MINA) – Bentrokan antara pendukung dan penentang referendum Republik Afrika Tengah (CAR) meletus pada Ahad (13/12) di ibukota Bangui, menewaskan dua orang dan melukai 20 lainnya.
Bentrokan terjadi di distrik PK5 yang mayoritas dihuni warga Muslim, daerah kantong yang belum lama mendapat kunjungan khusus oleh Paus Francis, pemimpin tertinggi umat Katolik. Press TV memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kekerasan itu terjadi ketika orang-orang di sekolah memberikan suaranya dalam referendum mengenai konstitusi baru negara itu.
Jika konstitusi yang diusulkan bisa diterapkan, maka itu akan menjadi pemerintah yang keenam kalinya sejak negara itu merdeka dari Perancis pada 1960.
Baca Juga: Demonstran Pro-Palestina di Kanada Bakar Patung Netanyahu
CAR telah menyaksikan kekerasan sejak kudeta militer menggulingkan Presiden Francois Bozize pada 2013. Kudeta mendorong negara terjun ke dalam konflik etnis antara Kristen dan Muslim.
Warga Kristen yang mayoritas membentuk milisi “anti-Balaka” untuk membalas kekejaman anggota kelompok Seleka yang berada di balik kudeta, sehingga gelombang pembunuhan, pemerkosaan, dan penjarahan terhadap komunitas Muslim semakin mengerikan sejak itu.
Pada 30 November, Paus Francis dalam kunjungannya ke negara itu menyerukan rekonsiliasi antara Muslim dan Kristen.
Menurut data terbaru PBB, konflik di CAR telah pengungsikan 399.000 orang di dalam negeri dan memaksa lebih 460.000 orang mengungsi ke negara-negara tetangga. (T/P001/P2)
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Dokter Palestina Kumpulkan Dana untuk Pendidikan Kedokteran di Gaza