New York, MINA – Lembaga HAM yang bermarkas di New York, Human Rights Watch (HRW), mengungkapkan bahwa mereka mendata ada 305 kasus serangan pemerkosaan terhadap wanita-wanita Republik Afrika Tengah (CAR) selama konflik.
Hillary Margolis, peneliti hak wanita HRW mengatakan pada Kamis (5/10), kelompok bersenjata di CAR menggunakan kekerasan seksual untuk meneror wanita dan anak-anak sebagai taktik perang mereka selama hampir lima tahun konflik. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Menurut data dan kesaksian yang dihimpun oleh lembaga itu, anggota kelompok bersenjata memukul perempuan, membakarnya dan meninggalkan korbannya dengan tulang yang patah, menghancurkan gigi dan melukai kepala.
Sejumlah wanita CAR yang menjadi korban dan selamat memberi kesaksian kepada aktivis HRW. Ada yang bersaksi bahwa dirinya diperkosa oleh lebih dari 10 orang anggota kelompok bersenjata dalam satu insiden.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Dari 305 kasus perkosaan dan perbudakan seksual, ada 296 perempuan dan anak perempuan yang menjadi korban antara awal 2013 hingga pertengahan 2017.
Dari 296 wanita korban serangan seksual, HRW baru mewawancarai 11 wanita untuk memulai penyelidikan kriminal itu. Sejauh ini, tidak ada anggota kelompok bersenjata yang ditangkap atau diadili karena melakukan kekerasan seksual.
Ada dua kelompok bersenjata besar dalam beberapa tahun konflik di CAR. Kelompok Muslim bernama Seleka dan kelompok Kristen bernama anti-Balaka. Kedua kelompok menggunakan kekerasan seksual untuk saling membalas dendam kepada musuhnya. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Mi’raj News Agency (MINA)