Bentrokan di CAR, Kelompok Bersenjata Akui Hanya Bela Diri

Perempuan Peuhl Republik Afrika Tengah (CAR) di kamp pengungsian. (Foto: HRW)

 

Bria, Republik Afrika Tengah, 26 Ramadhan 1438/21 Juni 2017 () – Bentrokan antara kelompok bersenjata saingan pada hari Selasa (20/6) di Bria, Republik Afrika Tengah (CAR), pecah karena ada serangan dan kelompok yang diserang berdalih bahwa mereka hanya membela diri.

Menurut MINUSCA, misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di negara tersebut, pertempuran yang menewaskan sekitar 50 orang tersebut terjadi di dekat kamp penampungan pengungsi.

Bentrokan terjadi hanya sehari setelah pemerintah CAR dan 13 dari 14 kelompok pemberontak menyetujui sebuah gencatan senjata. Kesepakatan tersebut ditengahi oleh komunitas Katolik Sant’Egidio dalam lima hari perundingan di ibukota Italia, Roma. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga:  Massa Pendukung Israel Serang Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas California

Berdasarkan kesepakatan tersebut, kelompok bersenjata diberi perwakilan politik di pemerintahan sebagai imbalan atas berakhirnya serangan dan blokade.

“Kami menandatangani perjanjian tersebut, ntapi kami harus mempertahankan diri, kami tidak dapat membiarkan sebuah serangan terjadi tanpa bereaksi,” kata Djamil Babanani, Juru Bicara Front Populer untuk Kelahiran Kembali Republik Afrika Tengah (FPRC), sebuah kelompok pemberontak bersenjata yang sebelumnya tergabung dalam koalisi kelompok muslim Seleka.

“Kami menyesali kehadiran elemen bersenjata di kamp pengungsian, yang menyebabkan masalah tidak hanya di Bria tapi juga di lokasi lain. Ini adalah kenyataan,” kata Juru Bicara MINUSCA, Vladimir Monteiro.

Bentrokan bulan lalu di Bria, Alindao, Bangassou dan Mobaye, sebelah timur ibukota Bangui, mengakibatkan sekitar 300 orang tewas dan 200 terluka.

Baca Juga:  Profesor di Washington Masuk RS usai Dipukul Polisi saat Demo Pro-Palestina

PBB mengatakan bahwa lebih dari 50 persen populasi CAR membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Setidaknya satu dari lima orang Afrika Tengah saat ini mengungsi, angka tertinggi sejak puncak krisis pada tahun 2014. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.