Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara Membangun Pikiran Positif dalam Islam untuk Hidup Lebih Tenang

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 20 detik yang lalu

20 detik yang lalu

0 Views

Kekuatan pikiran (foto: ig)

PIKIRAN positif dalam Islam merupakan bagian dari akhlak yang mulia dan sikap optimisme yang dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap ini berakar pada keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi telah ditentukan oleh Allah dengan hikmah yang besar. Pikiran yang positif membawa ketenangan jiwa dan menghindarkan seseorang dari kecemasan serta kegelisahan yang berlebihan. Dengan memahami konsep ini, seorang Muslim dapat menjalani hidup dengan lebih damai dan bahagia, baik dalam menghadapi ujian maupun dalam meraih kesuksesan dunia dan akhirat.

Salah satu cara utama membangun pikiran positif dalam Islam adalah dengan memiliki keyakinan kepada takdir (qada dan qadar). Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang artinya, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah: 216). Ayat ini mengajarkan bahwa segala peristiwa yang terjadi dalam hidup, baik atau buruk menurut pandangan manusia, sejatinya memiliki hikmah yang mungkin belum kita pahami. Dengan berserah diri kepada ketetapan Allah, seorang Muslim akan lebih mudah menerima kenyataan dengan lapang dada dan berpikir positif dalam setiap situasi.

Pikiran positif juga dapat dibangun dengan memperbanyak dzikir dan mengingat Allah dalam setiap keadaan. Allah berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Qs. Ar-Ra’d: 28). Ketika seseorang selalu mengingat Allah, ia akan merasa tenang karena sadar bahwa Allah selalu bersamanya. Dengan dzikir, seseorang dapat menjauhkan diri dari pikiran negatif yang disebabkan oleh rasa takut, cemas, atau putus asa. Dzikir juga memperkuat kesadaran bahwa segala sesuatu berada dalam kendali Allah, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan.

Selain dzikir, berprasangka baik (husnuzan) kepada Allah dan sesama manusia juga menjadi kunci utama dalam membangun pikiran positif. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah.” (HR. Muslim). Sikap husnuzan terhadap Allah berarti yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Sedangkan berprasangka baik kepada sesama akan menghindarkan seseorang dari penyakit hati seperti iri, dengki, dan dendam, yang dapat merusak ketenangan jiwa dan menghambat kebahagiaan hidup.

Baca Juga: Ramadhan, Komitmen Kesuksesan

Menjaga lingkungan yang baik dan bersahabat dengan orang-orang yang memiliki pola pikir positif juga sangat berpengaruh dalam membentuk pikiran yang sehat. Dalam hadisnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi akan memberikan bau yang harum, sementara pandai besi bisa membakar pakaianmu atau membuatmu mencium bau tidak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, memilih teman yang selalu memberikan energi positif, nasihat yang baik, dan dukungan dalam kebaikan adalah cara yang efektif untuk menjaga pikiran tetap positif.

Berpikir positif juga bisa diperkuat dengan menjaga kesehatan tubuh, karena tubuh yang sehat akan berkontribusi pada kesehatan mental. Dalam Islam, menjaga kesehatan adalah bagian dari ibadah, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam “Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atas dirimu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Pola makan yang sehat, olahraga, dan istirahat yang cukup akan membantu menjaga keseimbangan hormon serta mengurangi stres, sehingga lebih mudah untuk berpikir jernih dan positif.

Menghindari pikiran negatif juga bisa dilakukan dengan mengubah cara pandang terhadap masalah. Dalam Islam, ujian hidup bukanlah hukuman, melainkan sarana untuk meningkatkan kedekatan kepada Allah dan memperoleh pahala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seorang Muslim ditimpa kelelahan, sakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan, ataupun kegelisahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus kesalahannya karena itu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan memahami bahwa setiap kesulitan mengandung kebaikan dan pahala, seseorang akan lebih mudah bersikap sabar dan berpikir positif dalam menghadapi cobaan.

Bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah juga merupakan cara ampuh dalam membangun pikiran positif. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu…” (Qs. Ibrahim: 7). Dengan bersyukur, seseorang akan lebih fokus pada hal-hal yang baik dalam hidupnya daripada terus-menerus mengeluhkan hal-hal yang belum dimiliki. Sikap syukur akan menciptakan perasaan bahagia dan menghilangkan pikiran negatif yang bersumber dari rasa tidak puas.

Baca Juga: Bagaimana Afirmasi Positif Membantu Muslim Meraih Impian?

Berbuat baik kepada sesama juga dapat meningkatkan pikiran positif dan kebahagiaan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” (HR. Ahmad). Ketika seseorang membantu orang lain, ia akan merasakan kepuasan batin dan melihat hidup dengan lebih optimis. Perbuatan baik seperti bersedekah, membantu yang membutuhkan, atau sekadar memberikan senyuman kepada orang lain dapat meningkatkan hormon kebahagiaan dan memperkuat sikap positif dalam kehidupan.

Terakhir, membangun pikiran positif dalam Islam juga memerlukan kesabaran dan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai ujian hidup. Allah berfirman, “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (Qs. Al-Baqarah: 45). Sabar bukan hanya berarti menahan diri dari keluh kesah, tetapi juga tetap berusaha dan bersikap optimis dalam setiap keadaan. Dengan kesabaran dan ketawakalan, seseorang akan lebih mampu menghadapi hidup dengan pikiran yang positif dan hati yang tenang.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, seorang Muslim dapat membangun pola pikir yang lebih positif dan hidup dengan penuh ketenangan. Pikiran positif bukan hanya membuat kehidupan lebih bahagia, tetapi juga menjadi bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah. Dengan terus melatih diri untuk berpikir baik dan bersikap optimis, setiap Muslim dapat menjalani hidup yang lebih tenang dan penuh berkah.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Mengubah Takdir dengan Kekuatan Pikiran yang Tepat Menurut Islam

 

Rekomendasi untuk Anda