CSIL Gelar Musyawarah Akbar Umat Islam

Ketua Panitia Pengarah Heppy Trenggono (kiri) Ketua Panitia pelaksana Mursalin (tengah) {Foto; MUAI)

Jakarta, 7 Sya’ban 1428/3 Mei 2017 (MINA) – Centre of Study for Indonesian Leadership (CSIL) Pusat Kajian yang memiliki fokus di bidang Kepemimpinan bersama Ulama, cendekiawan serta para aktivis alumni 212 memprakarsai terselenggaranya Musyawarah Akbar (MAU Islam) dengan tema bertajuk “Kepemimpinan Ulama Bagi Kemashlahatan Bangsa dan Kejayaan “ di Asrama Haji Pondok Gede. Senin 8-10 Mei 2017 mendatang.

Sekretaris Panitia Pengarah MUAI, Endang Rudiatin menilai peran umat Islam dan ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan , mempertahankan dan menjaga NKRI dari berbagai ancaman disintegrasi dalam negeri maupun luar negeri sudah teruji.

“Umat Islam dan ulama memainkan peran penting dalam menjaga NKRI dari  paham atau ideologi dan serbuan budaya yang merusak,” kata Endang dalam Siaran Pers di Jakarta, Rabu (3/5).

Baca Juga:  BBM di Radio Silaturahim: Intifada Intelektual di Kampus-Kampus AS

Menurut dia, ulama dan umat bagaikan dua sisi mata uang memikirkan umat sama dengan membahas peran ulama. Pengaruh ulama sebagai pembina dan pembimbing umat tidak pernah makan zaman. Pengorbanan umat dan Ulama secara lahir batin adalah bagian dari keutuhan NKRI.

MAU Islam akan menghadirkan tiga narasumber, yakni Menko Polhukam Jenderal TNI (Purn.) DR. H. Wiranto, Menteri Pertahanan, Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan tokoh-tokoh Agama dan tokoh-tokoh nasional lainnya.

Musyawarah tersebut akan diikuti oleh Ulama, Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Islam, cendekiawan, tokoh masyarakat, Pimpinan Perguruan Tinggi, Pimpinan Pesantren, Mahasiswa muslim, komunitas muslim dari seluruh indonesia.

“Diharapkan dengan adanya MAU Islam para peserta dapat mengenali dan menyamakan persepsi mengenai situasi dan kondisi umat Islam bangsa Indonesia saat ini, dalam lingkup regional maupun nasional,” jelas Endang.

Baca Juga:  Jatim Komitmen Wujudkan Ekosistem Produk Halal

Ia mengatakan, memposisikan kembali peran umat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta, meletakkan posisi peran kepemimpinan ulama selaku pembina dan pembimbing umat, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara guna mewujudkan cita-cita dan tujuan kemerdekaan Indonesia.

Tak kalah penting adalah terbentuknya Majelis Kepemimpinan Umat Islam Indonesia (MKUI-I) secara institusional sebagai wujud kepemimpinan ulama guna berpartisipasi aktif dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk menjaga eksistensi dan masa depan Negara NKRI yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Indonesia 1945

“Dengan demikian penting dipahami bahwa MAU Islam ini, bukan dimaksudkan untuk menyaingi Majelis Ulama Indonesia (), akan tetapi lebih pada memperkuat peran institusi ulama yang sudah eksis berkiprah sejak zaman Orde Baru,” kata Endang.

Baca Juga:  Universitas Syiah Kuala Sediakan Kuota 35% Jalur Mandiri

Bahkan sebagai wujud pengamalan sikap ihtiram (memuliakan) kepada ulama, Panitia MAU Islam memberikan kehormatan kepada KH Maruf Amin Ketua Umum MUI yang juga Ra’is Suriyah PBNU untuk membuka secara resmi Musyawarah Akbar Umat Islam (Mau Islam) dan menyampaikan Khutbah Iftitah (Pembukaan).

“MAU Islam adalah murni ijtihad dari putra-putri bangsa untuk menjadikan umat Islam lebih mampu berkiprah secara institusional dalam mewujudkan NKRI yang utuh, beradab dan bermartabat. (L/R03/B05)

Miraj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.