Dahsyatnya Sifat Sabar

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

memang bukan hanya diucapkan, tapi juga terwujud dalam keseharian. Sabar, memang mudah diucapkan, tapi tak mudah diamalkan. Karena itulah, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan, orang yang sabar pahalanya tanpa batas dan tak terhitung jumlahnya.

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. [Qs. Az-Zumar: 10].

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid mengatakan, kata ashShabru artinya sabar, itu secara bahasa berarti al-habsu artinya menahan. Allah Ta’ala berfirman,

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

“Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhan-nya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya.”  [Qs. Al-Kahfi: 28]

Ibrahim al-Khawwash rahimahullah berkata, “Hakekat kesabaran itu adalah teguh di atas al-Kitab dan as-Sunnah.” (al-Minhaj Syarh Shahih Muslim [3/7]).

Ibnu ‘Atha’ rahimahullah berkata,“Sabar adalah menyikapi musibah dengan adab/cara yang baik.” (al-Minhaj Syarh Shahih Muslim [3/7]).

Abu Ali ad-Daqqaq rahimahullah berkata, “Hakekat dari sabar yaitu tidak memprotes sesuatu yang sudah ditetapkan dalam takdir. Adapun menampakkan musibah yang menimpa selama bukan untuk berkeluh-kesah -kepada makhluk- maka hal itu tidak meniadakan kesabaran.” (al-Minhaj Syarh Shahih Muslim [3/7])

Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan, “Sabar secara bahasa artinya adalah menahan diri. Allah ta’ala berfirman kepada nabi-Nya (yang artinya), ‘Sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang berdoa kepada Rabb mereka’. Maksudnya adalah tahanlah dirimu untuk tetap bersama mereka. Adapun di dalam istilah syari’at, sabar adalah: menahan diri di atas ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan untuk meninggalkan kedurhakaan/kemaksiatan kepada-Nya. …” (I’anat al-Mustafid bi Syarhi Kitab at-Tauhid [3/134] software Maktabah asy-Syamilah)

Kata ash-Shabru – sabar – merupakan lawan kata dari al-Jaz’u yang berarti keluh kesah. Secara istilah, sabar adalah menahan jiwa dari kecenderungannya dan memelihara jiwa dari hawa nafsunya, atau bisa juga menahan diri untuk melakukan sesuatu yang Allah kehendaki atau menahan diri dari melakukan sesuatu yang Allah larang.

Oleh karenanya orang yang orang yang bersabar terhadap musibah dinamakan Ash-Shaabir karena dia telah menahan dirinya dari berkeluh kesah. Itu mengapa bulan Ramadhan dinamakan dengan syahrush shabri atau bulan kesabaran karena orang-orang muslim menahan diri mereka dari menikmati makanan, minuman dan berbagai syahawat di bulan tersebut.

Sabar dalam Qur’an dan hadits

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengatakan, ayat tentang sabar dalam al-Quran al-Karim ada di 90 tempat. Ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap masalah sabar ini.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam juga banyak berbicara tentang masalah sabar. Berikut beberapa dalil dari Qur’an dan Hadits yang bicara tentang sifat mulia ini (sabar).

Sabar Dalam al-Quran

Pertama, Allah Ta’ala berfirman dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 45,

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ -٤٥-

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” [Qs. Al-Baqarah: 45]

Kedua, dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 153,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.  [Qs. Al-Baqarah: 153]

Ketiga, dalam Qur’an surat Ali Imran ayat 200,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ -٢٠٠-

Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” [Ali Imran: 200]

Keempat, dalam Qur’an surat Hud ayat 115,

وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan. [Qs. Hud: 115]

Itulah beberapa dalil sabar dari dalam Al Qur’an. Masih banyak ayat lainnya yang bicara tentang sabar.

Sabar dalam Hadits

Di antara hadits-hadits yang berbicara tentang sabar antara lain sebagai berikut. Pertama, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمِّ، وَلاَ حُزْنٍ، وَلاَ أَذًى، وَلاَ غَمِّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا؛ إِلاَّ كَفَّرَ الله بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

”Apa saja yang menimpa seseorang Muslim baik itu berupa rasa lelah, sakit, cemas, sedih, luka maupun kegalauan hingga duri yang menusuknya, kecuali Allah menghapuskan kesalahan-kesalahannya melalui semua itu.”  [Muttafaqun ‘alaihi]

Kedua, hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, ”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْه ؛ رواه البخاري.

“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan timpakan musibah kepadanya (untuk mengujinya).” [HR. Bukhari]

Ketiga, hadits dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

”Sungguh menakjubkan urusan seorang . Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Jika dia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika dia tertimpa musibah, ia bersabar. Itu baik baginya.”  [HR. Muslim, no. 2999]

Jenis sabar

Sabar dalam Islam itu ada tiga macam seperti dijelaskan oleh Syaikh Khalid bin Su’ud Al-Bulaihid sebagai berikut ini.

Pertama, sabar dalam menjalankan ketaatan. Yaitu sabar dengan mengharapkan pahala dalam melakukan ketaatan, bersabar atas kepayahannya dan melakukannya sesuai syariat serta terus menerus melakukannya.

Kedua, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan kepada Allah. Yaitu dengan berjihad melawan hawa nafsu dan setan serta bersabar dengan kepayahan dalam meninggalkan hal-hal yang dilarang tersebut serta menjauhi kerusakan dan para pelakunya.

Contoh kesabaran jenis ini adalah kisah kesabaran Nabi Yusuf ‘alaihis salam dalam menolak ajakan maksiat dari istri penguasa Mesir saat itu. Padahal istri penguasa itu sangat cantik, situasinya sangat kondusif, Yusuf masih muda dan kuat.

Namun Yusuf AS bersabar dengan kesabaran yang agung sehingga Allah selamatkan Nabi Yusuf  dari terjerumus ke dalam tindakan keji dan nista.

Ketiga, sabar terhadap takdir yang terasa menyakitkan. Sabar jenis ini adalah bersabar terhadap deritanya, dan dampak yang ditimbulkannya serta menjauhi seluruh perkataan dan perbuatan yang mengundang murka Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. [Qs. Al-Baqarah: 155-156].

Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk bersabar dalam menjalani dan mengisi kehidupan ini, wallahua’lam.(A/RS3/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.