Jakarta, 1 Syawwal 1438/25 Juni 2017 (MINA) – Dai Pesantren Al-Fatah Ali Farkhan Tsani mengatakan dalam Khutbah Idul Fitri pada ahad (25/6/2017) bahwa perubahan peradaban dunia ke arah lebih baik harus dilakukan dengan dasar Al-Quran.
“Al-Quran merupakan pedoman hidup, rahmat Allah, tanda kasih sayang Allah bagi umat manusia, yang memang diperlukan dalam pembangunan bangsa dan dunia,” ujarnya di hadapan jemaah Masjid Darur Rahmah Kalimanggis, Bekasi.
Kalau pada bulan Ramadhan, umat Islam berbondong-bondong bertadarus Al-Quran. Maka selanjutnya, hal itu agar perus diteruskan pada bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya.
“Mari jadikan rumah kita penuh dengan bacaan Al-Quran, kita jadikan masyarakat sekitar kita warga yang cinta dengan Al-Quran, dan kita berkahi negeri ini dengan nilai-nilai Al-Quran,” ujar Ali Farkhan, yang juga Redaktur Senior Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
Ia menambahkan, begitulah hubungan erat antara bulan Puasa Ramadhan dengan Al-Quran, ujarnya, mengutip Surat Al-Baqarah ayat 185.
Karena itu, ia menyarankan agar di rumah-rumah, di masjid-masjid, di sekolah-sekolah diisi dengan program Al-Quran.
Dengan Al-Quran itu pula, umat Islam dapat memperteguh persatuan, kesatuan, dan persaudaraan. Dan dengan Al-Quran pula dicapai puncak kejayaan Islam.
Agama Kasih Sayang
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
Ali Farkhan Tsani, yang juga alumni Muassasah Al-Quds Shan’a, Yaman, pada bagian lain dalam Khutbah Idul Fitri menyebutkan, bahwa ajaran Islam adalah agama yang membawa ajaran dan nilai-nilai kasih sayang, perdamaian, dan keadilan.
Bahkan terhadap mereka yang di luar agama Islam pun, yang tidak memusuhi Islam dan Muslimin pun, tetap menjalin toleransi, seperti tersebut di dalam Surat Al-Anbiya ayat 107, ia menyebutkan.
“Namun, manakala Islam dihinakan, Al-Quran dinistakan, Nabi dilecehkan, maka kalimat jihadlah, jawabannya. Jihad dengan lisan, harta dan perbuatan,” tegasnya.
Termasuk bagian dari jihad di jalan Allah adalah membebaskan sesama umat di Palestina yang masih terjajah Zionis Israel. Juga membela mereka yang memerlukan pertolongan, mereka yang tertawan, mereka yang di pengungsian, dan mereka yang terzalimi.
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda
“Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah, melainkan Allah timpakan kefakiran terhadap mereka,” imbuhnya, menyebutkan hadits Nabi Muhammad. (L/RS2/RI-1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Angkatan Kedua, Sebanyak 30 WNI dari Suriah Kembali ke Tanah Air