Beijing, MINA – Di tengah krisis Xinjiang, kini tindakan keras pemerintah Cina menargetkan komunitas Muslim kecil Utsul di kota Sanya, provinsi Hainan, yang terletak hampir 12.000 km dari wilayah Xinjiang.
Komunitas Muslim Utsul yang kurang dikenal sekarang menjadi target terbaru rezim Tiongkok, kata laporan India Blooms, Selasa (29/9).
Menurut laporan media, pemerintah telah melarang pakaian tradisional di sekolah dan kantor pemerintah, dengan menargetkan anggota masyarakat.
Dokumen Partai Komunis Cina juga menunjukkan pihak berwenang akan meningkatkan pengawasan mereka terhadap penduduk di lingkungan Muslim untuk “menyelesaikan masalah” dan pembatasan yang lebih ketat pada agama dan arsitektur “Arab”, lapor South China Morning Post.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Perintah yang melarang jilbab di sekolah pun memicu protes dari sekolah-sekolah di lingkungan Utsul awal bulan ini.
Gambar serta video yang beredar di media sosial Tiongkok menunjukkan, sekelompok gadis mengenakan jilbab membaca buku teks di luar sekolah dasar Tianya Utsul sambil dikelilingi oleh petugas polisi.
“Peraturannya adalah bahwa tidak ada etnis minoritas yang dapat mengenakan pakaian tradisional di halaman sekolah. Namun bagi kami, jilbab adalah bagian yang tidak terpisahkan. Jika kami melepasnya seperti menanggalkan pakaian kami,” kata seorang pekerja komunitas Utsul, yang meminta namanya tidak disebutkan karena sensitifnya masalah tersebut. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia