Diberi Hidup Mengapa Ingkar? Kajian Al-Baqarah 28-29

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Redaktur Senior MINA

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ

Artinya: “Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepadaNya-lah kamu Kembali”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 28).

Pada ayat-ayat sebelumnya, Allah menerangkan sifat-sifat orang-orang , yang ingkar kepada Allah. Dan itu adalah perbuatan yang amat buruk. Bagaimana dia bisa ingkar kepada Allah, sedangkan Allah yang memberinya hidup, rezki, pekerjaan, dan semua karunia-Nya.

Padahal juga manusia dahulunya mati atau tidak ada, lalu dihidupkan oleh Allah ke muka bumi ini. Mereka nanti, akan tidak ada juga alias mati, dan tidak ada tempat kembali kecuali akan kepada-Nya jua. Kelak akan dihidupkan lagi selamanya di alam akhirat.

Allah menegur, menyindir dan mempertanyakannya dalam ayat ini, “Bagaimana kamu ingkar kepada Allah? Padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepadaNya-lah kamu kembali”.

Teguran itu masih terus berlanjut pada ayat seterusnya, “Dia-lah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia mengetahui segala sesuatu”.

Kematian dua kali, yaitu alam sebelum lahir dan alam kubur, juga kehidupan dua kali yakni alam dunia dan alam akhirat, disebutkan juga pada ayat:

قَالُواْ رَبَّنَآ أَمَتَّنَا ٱثۡنَتَيۡنِ وَأَحۡيَيۡتَنَا ٱثۡنَتَيۡنِ فَٱعۡتَرَفۡنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلۡ إِلَىٰ خُرُوجٍ۬ مِّن سَبِيلٍ۬ (١١)

Artinya: “Mereka menjawab: “Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali [pula], lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan [bagi kami] untuk keluar [dari neraka]?” (QS. Al-Mu’min [40]: 11).

Riwayat menjelaskan, dari Ibnu Abbas, Imam Ad-Dhahhak mengatakan, “Dahulu, sebelum Allah menciptakan manusia, manusia adalah tanah, dan inilah kematian. Kemudian Dia menghidupkannya sehingga terciptalah manusia, dan inilah kehidupan. Setelah itu Dia mematikan kembali, sehingga kembali ke alam kubur, dan itulah kematian yang kedua. Selanjutnya Dia akan membangkitkannya pada hari kiamat kelak, dan inilah kehidupan yang kedua.”

Padahal, Allah telah menciptakan segala sesuatunya di muka bumi ini adalah untuk kepentingan manusia. Sebagaimana ayat selanjutnya mengatakan:

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيم

Artinya: “Dia-lah (Allah) yang menciptakan segala apa  yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia mengetahui segala sesuatu”. Q.S. Al-Baqarah [2]: 29).

Sungguh betapa Allah telah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini adalah sebagai suatu kebaikan dan kasih sayang-Nya untuk manusia agar diambil manfaatnya, dinikmati, dan dijadikan pelajaran, dengan tetap menjaga kelestariannya. Tidak malah mengeksplorasi, tapi justru merusaknya.

Dan Allah pasti mengetahui apa yang masuk dalam bumi dan apa yang keluar darinya, apa yang di dalamnya dan segala yang di atasnya. Allah juga yang Maha Mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Itulah maka dikatakan, “Dan Dia mengetahui segala sesuatu”.

Secara lebih merinci, Allah menyebutkan juga pada ayat lainnya:

قُلۡ أَٮِٕنَّكُمۡ لَتَكۡفُرُونَ بِٱلَّذِى خَلَقَ ٱلۡأَرۡضَ فِى يَوۡمَيۡنِ وَتَجۡعَلُونَ لَهُ ۥۤ أَندَادً۬ا‌ۚ ذَٲلِكَ رَبُّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٩)وَجَعَلَ فِيہَا رَوَٲسِىَ مِن فَوۡقِهَا وَبَـٰرَكَ فِيہَا وَقَدَّرَ فِيہَآ أَقۡوَٲتَہَا فِىٓ أَرۡبَعَةِ أَيَّامٍ۬ سَوَآءً۬ لِّلسَّآٮِٕلِينَ (١٠)ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ وَهِىَ دُخَانٌ۬ فَقَالَ لَهَا وَلِلۡأَرۡضِ ٱئۡتِيَا طَوۡعًا أَوۡ كَرۡهً۬ا قَالَتَآ أَتَيۡنَا طَآٮِٕعِينَ (١١)فَقَضَٮٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَـٰوَاتٍ۬ فِى يَوۡمَيۡنِ وَأَوۡحَىٰ فِى كُلِّ سَمَآءٍ أَمۡرَهَا‌ۚ وَزَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنۡيَا بِمَصَـٰبِيحَ وَحِفۡظً۬ا‌ۚ ذَٲلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ (١٢)

Artinya: “Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua hari dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? [Yang bersifat] demikian itulah Tuhan semesta alam”. (9) Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan [penghuni]nya dalam empat hari. [Penjelasan itu sebagai jawaban] bagi orang-orang yang bertanya. (10) Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. (11) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua hari dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Fushilat [41]: 9-12).

Begitulah, Allah telah menciptakan kita, juga telah mempersiapkan bebagai fasilitas ‎kesejahteraan dan kemakmuran untuk kita. Untuk itu pula, Allah menciptakan bumi dan langit ‎beserta isinya lalu menyerahkannya kepada kita manusia. Karena kita manusia adalah ‎makhluk termulia di antara seluruh makhluk lain yang Allah ciptakan.

Dan ‎segala sesuatu, baik benda-benda mati, tumbuhan, hewan, tanah dan langit, ‎semua diciptakan demi kepentingan kita manusia. Maka, tidak sepatutnya kita ingkar kepada-Nya. Semoga Allah mengampuni kita dan selalu menunjukkan kita taufiq dan hidayah-Nya. Aamiin. (RS2/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)