Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Din: Kepergian Gus Sholah Kehilangan Besar Umat dan Bangsa

Rendi Setiawan - Senin, 3 Februari 2020 - 19:44 WIB

Senin, 3 Februari 2020 - 19:44 WIB

7 Views

Jakarta, MINA – Kepergian Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur, Kiai Salahuddin Wahid atau Gus Sholah untuk selama-lamanya meninggalkan duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia, tak terkecuali Ketua Wantim MUI Prof Din Syamsuddin.

Gus Sholah, 77 tahun, meninggal dunia pada Ahad (2/1) malam di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Kabar duka itu pertama kali disebarluaskan oleh putra Almarhum, Irfan Wahid melalui akun Twitter miliknya.

Din Syamsuddin mengatakan, Indonesia telah kehilangan salah satu figur ulama nan penuh kearifan dan kebijaksanaan yang sangat dibutuhkan umat dan bangsa saat ini. Menurut dia, Gus Sholah adalah salah satu contoh ulama yang mempersatukan.

“Kepergian KH. Solahuddin Wahid (Gus Sholah) ke hadirat Sang Pencipta adalah kehilangan besar bagi umat dan bangsa. Kepergiannya justeru terjadi pada saat umat memerlukannya,” kata Din dalam keterangannya yang diterima MINA, Senin (3/2).

Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.

Menurutnya, Gus Sholah adalah seorang kiai, pemimpin Pondok Pesantren Tebuireng, dan seorang negarawan, figur nan penuh dengan kearifan dan kebijaksanaan, serta cenderung mempersatukan perbedaan.

“Gus Solah memiliki itu semua. Beberapa kali beliau mengajak untuk mempertemukan para tokoh Islam guna menyatukan pikiran terhadap masalah-masalah kebangsaan, dan menghadapi gejala pemecahbelahan umat oleh umat sendiri,” kata Din.

Ia mengaku mendengar langsung kala mampir di Jombang maupun dalam berbagai kesempatan, begitu besar keprihatinan Gus Sholah terhadap keterpecahan umat dan rendahnya qiyadah merekatkan ukhuwah Islamiyah baik antar organisasi maupun dalam satu organisasi.

Menurut pengakuan Din, Gus Sholah berpendapat bahwa banyak yang terjebak pada hubbud dunya (pragmatisme dan materialisme).

Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan

“Beberapa kali Almarhum mengajak utk adanya pertemuan para tokoh, namun belum menjadi kenyataan hingga beliau dipanggil pulang ke hadirat Ilahi. Semoga niat baik itu ada yang meneruskannya dan arwah Almarhum dari balik barzakh ikut berbahagia menyaksikannya,” katanya. (L/R2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia