Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirikan IABEE, Prioritas Utama Kemenristekdikti Tingkatkan Mutu Pendidikan Teknik

Risma Tri Utami - Selasa, 13 Maret 2018 - 20:52 WIB

Selasa, 13 Maret 2018 - 20:52 WIB

108 Views ㅤ

Dirjen Kelembagaan Iptekdikti, Patdono Suwigjo dalam acara ‘Dissemination of International Accreditation, IABEE Inauguration and International seminar on Quality of Engineers’. (Foto: Risma MINA)

IABEE.jpg" alt="" width="4727" height="2697" /> Dirjen Kelembagaan Iptekdikti, Patdono Suwigjo dalam acara ‘Dissemination of International Accreditation, IABEE Inauguration and International seminar on Quality of Engineers’. (Foto: Risma MINA)

Jakarta, MINA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sejak November 2014, telah melakukan kerjasama dengan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) dalam rangka mendirikan Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE).

Memperingati terbentuknya IABEE, Kemenristekdikti dan JICA mengadakan acara ‘Dissemination of International Accreditation, IABEE Inauguration and International seminar on Quality of Engineers’ di Jakarta, Selasa (13/3).

Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Dirjen Kelembagaan Iptekdikti), Patdono Suwigjo mengatakan, pembangunan di Indonesia saat ini membutuhkan keterlibatan banyak sarjana-sarjana teknik yang bermutu, untuk itu maka rencana strategis dan prioritas utama Kemenristekdikti adalah peningkatan mutu, termasuk mutu pendidikan teknik.

“Untuk prodi-prodi yang sudah terakreditasi A kita dorong untuk lulusannya diakui oleh dunia internasional, maka kita dorong pula untuk melakukan akreditasi internasional,” kata Patdono dalam sambutannya.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Prodi-prodi keteknikan, tambah Patdono, biasanya akreditasi internasional yang diambil adalah Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET), tetapi sayangnya prodi keteknikan yang sudah terakreditasi A itu tidak diakui oleh Washington Accord.

“Karena ABET (BAN-PT nya Amerika) yang melakukan adalah lembaga akreditasi independen Amerika yang diakui akreditasinya hanya di wilayah Amerikanya saja,” ujarnya.

Jadi, lanjutnya, banyak prodi-prodi keteknikan di Indonesia sudah terakreditasi A tetapi tidak diakui oleh Washington Accord. “Maka dalam perspektif itu sangat penting Indonesia ada lembaga akreditasi indepenpen dan diakui secara internasional, maka kita dirikanlah IABEE itu,” jelasnya.

Mendirikan akreditasi yang diakui internasional itu sulit, tambah Patdono, maka kita meminta bantuan dari pemerintah Jepang melalui JICA. Kemudian Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE) membuat kriteria-kriteria dari akreditasi, instrumen, prosedur, dan proses untuk akreditasi itu seperti apa.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

“Saat ini, JABEE telah berhasil menyusun kriteria akreditasi serta instrumen evaluasinya, melatih evaluator dan telah mengakreditasi 11 program studi dan akan mengakreditasi lebih dari 20 program studi ditahun 2018,” pungkasnya.

Hadir pada acara tersebut, Sekretaris Jenderal  Kemenristekdikti Ainun Naim, Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses lndustri lnternasional Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan, perwakilan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia Takada Mari,  Kepala Perwakilan Kantor JICA Indonesia Naoki Ando, serta para Rektor dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. (L/R09/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Rekomendasi untuk Anda

Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Indonesia
Pendidikan dan IPTEK
Kolom
Kolom
Khadijah