Jeddah, MINA – Bank Pembangunan Islam (IsDB) mengumumkan penunjukan Dr. Hiba Ahmed sebagai Direktur Jenderal lembaga Dana Solidaritas Islam untuk Pembangunan (ISFD).
Dr. Hiba, Warga Negara Sudan, lulus dari departemen ekonomi, University of Khartoum, kemudian pindah ke Amerika Serikat dan menyelesaikan studi pascasarjana dan mendapat gelar Ph.D. di University of Michigan.
Dia juga memperoleh beberapa sertifikat pasca sarjana di bidang ekonomi dan pembangunan berkelanjutan dari Harvard, UNA-OIC melaporkannya dikutip MINA, Ahad (24/7).
Dr. Hiba memulai karirnya sebagai karyawan di Bank Sentral Sudan di Khartoum, setelah itu dia pergi ke luar negeri untuk melanjutkan studinya.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Dia bekerja untuk Bank Dunia, Perusahaan Minyak Saudi Aramco, Program Pembangunan PBB, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat, dan Institut Penelitian Kebijakan Pangan Internasional yang berfokus pada pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
Ia kembali ke Sudan pada 2019, di mana dia menjabat sebagai Direktur Jenderal Otoritas Umum untuk Investasi dan Pengembangan Sektor Swasta.
Pada 2020, ia diangkat menjadi Menteri Keuangan dan Perencanaan Ekonomi menjadikannya Menteri Keuangan wanita pertama untuk Sudan.
Sebagai Menteri Keuangan, ia memimpin upaya kerja sama internasional termasuk inisiatif “Friends of Sudan” yang terdiri dari lebih dari 40 donor dan bertanggung jawab atas mobilisasi sumber daya hingga US$2 miliar untuk negara pada 2020.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Selama masa jabatannya, ia juga memimpin restrukturisasi utang Sudan senilai US$60 miliar dan bertanggung jawab untuk mengelola Program Pemantauan Staf IMF untuk stabilisasi makroekonomi.
Presiden dan Group Chairman Bank Pembangunan Islam, Dr. Muhammad Al Jasser, menyambut baik atas penunjukkan Dr. Hiba Ahmed tersebut.
“Saya yakin bahwa Dr. Ahmed membawa pengalamannya yang luas dalam pengentasan kemiskinan dari banyak institusi serupa dan latar belakang akademisnya yang kuat akan membawa kinerja ISFD ke tingkat yang baru untuk memenuhi harapan para penerima manfaat dan pemangku kepentingannya,” pungkasnya.
ISFD didirikan pada 29 Mei 2007 sebagai dana khusus dalam IsDB yang mengkhususkan diri dalam memerangi kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berpihak pada masyarakat miskin.
Baca Juga: PBB: Serangan Israel ke Suriah Harus Dihentikan
Sejak awal, ISFD telah menyetujui pinjaman dan hibah senilai US$ 1,14 miliar untuk mendukung 321 proyek pengentasan kemiskinan. 80% dari portofolio proyek ISFD berada di negara-negara anggota yang paling kurang berkembang (LDMC) dalam Grup IsDB.
Islamic Solidarity Fund for Development (ISFD), cabang pengentasan kemiskinan dari Grup IsDB, didedikasikan untuk mengurangi kemiskinan di negara-negara anggotanya dengan mempromosikan pertumbuhan yang berpihak pada kaum miskin.
Selain itu mempunyai peran menekankan pembangunan manusia, terutama perbaikan dalam perawatan kesehatan dan pendidikan, dan memberikan dukungan keuangan untuk meningkatkan kapasitas produktif serta sarana pendapatan berkelanjutan bagi masyarakat miskin.
Ini termasuk membiayai kesempatan kerja, menyediakan outlet pasar terutama bagi masyarakat miskin pedesaan dan meningkatkan infrastruktur dasar pedesaan dan pra-perkotaan.(T/R1/P2)
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus
Mi’raj News Agency (MINA)