Jakarta, MINA – Presidium Lembaga Kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Dr. Yogi Prabowo memaparkan sejumlah upaya dalam memitigasi tenaga kesehatan (nakes) terhadap resiko Covid-19 sebelum diterjunkan kedaerah terdampak bencana.
“Karena gempa melanda dalam situasi pandemi, maka langkah awal yaitu seleksi relawan terlebih dahulu yang akan diterjunkan ke daerah bencana, sebisa mungkin tidak memiliki penyakit bawaan,” ujarnya saat webinar bertajuk “Resiko Covid-19 pada Penaggulangan Bencana Gempa Sulbar”. Ahad (24/1).
“Selanjutnya lakukan screening dengan swab antigen,” lanjutnya.
Ketika bertugas, para nakes menggunakan APD yang nyaman dengan jumlah yang memenuhi.
Baca Juga: Masjid Pantai Bali Gelar Lomba Omplok Layar Tunjukkan Solidaritas Palestina
“karena saat berada dilapangan suasananya berbeda tidak seperti di ruangan isolasi yang ber AC, jika tidak seperti itu akan menyebabkan dehidrasi,” katanya.
Sediakan sanitizer, bekal makanan yang cukup, obat-obatan untuk Covid-19, seperti antivirus, vitamin dan anti inflamasi.
“Tempat poskonya juga harus aman dan nyaman, supaya para relawan ini dapat beristirahat dengan tenang. Jadi jangan geletakan sembarangan, minimal tidurnya 6 jam, mencegah lebih baik daripada mengobati,” terangnya.
Dr.Yogi juga menyarankan, agar nakes bekerja di Rumah Sakit yag tidak terdampak gempa. Misalnya, RS lapangan, RS Container, RS di kota terdekat yang tidak terdampak.
Baca Juga: Market Day Festival Baitul Maqdis Meriahkan BSP 2024 di Samarinda
Ia menegaskan, bencana gempa Sulbar merupakan bencana ganda yang menimbulkan resiko korban trauma dan korban Covid-19.
Resiko dan bahaya bisa menimpa baik korban bencana ataupan relawan yang bertugas.
“Upaya mitigasi harus dilakukan secara sinkron dengan sistem yang komprehensif,” tegasnya. (L/Hju/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jama’ah Muslimin Kutuk Keras Tentara Zionis Kencingi Al-Qur’an