Evakuasi Korban Musibah Sulteng Difokuskan Sembilan Titik

Jakarta, MINA – Sampai hari keenam pasca musibah dan tsunami yang menerjang sebagian besar wilayah Sulawesi Tengah (), tim gabungan TNI-Polri, Basarnas, BNPB, dan lembaga SAR terkait terus melakukan upaya pencarian korban yang difokuskan di sembilan titik.

Hal itu dikatakan Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Purwo Nugroho saat Forum Merdeka Barat (FMB 9) dengan tema “Update Tanggap Bencana Sulteng” di Gedung Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (4/10).

Sembilan titik yang menjadi titik fokus pencarian tim gabungan, seperti di Hotel Roa-Roa, Perumnas Petobo, Hotel Mercure, Jalan Kartini, Jalan Talise, Mamboro, Jono Oge, Gedung Mandala Finance, dan Balaroa. Sembilan titik ini termasuk wilayah terdampak paling parah.

“Kita memfokuskan pencarian di sembilan titik. Saat ini kita juga telah menurunkan 25 alat berat untuk mengevakuasi dan membersihkan bangunan. Jadi tidak benar media luar negeri yang menyebut kita tidak menurunkan alat berat, kita menurunkan,” katanya.

Sutopo mengungkapkan, dari 25 alat berat telah dikerahkan, ada 21 alat berat lain dari Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, dan TNI masih dalam perjalanan menuju titik-titik yang difokuskan.

“Untuk pencarian korban akan terus berlangsung hingga hari ketujuh pasca musibah terjadi. Tapi jika memungkinkan, akan kita tambah lagi selama tiga hari. Setelah itu baru kita rapatkan untuk mencari kesepakatan langkah apa yang akan ditempuh,” katanya.

Data BNPB per 4 Oktober 2018 pukul 13.00 WIB, tercatat jumlah korban mencapai 1.424 jiwa dengan 1.407 di antaranya sudah dimakamkan, 2.549 luka berat, 152 orang belum diketahui kabarnya, 70.881 orang mengungsi tersebar di 141 titik, dan 66.238 bangunan porak-poranda.

Untuk jumlah korban meninggal dunia tersebar di beberapa titik, seperti di Donggala 144 orang, Kota Palu 1.203 orang, Kabupaten Sigi 64 orang, Kabupaten Parigi Moutong 12 orang, dan Kabupaten Pasang Kayu, Sulbar 1 orang.

Berdasarkan citra satelit dengan resolusi tinggi yang diperoleh BNPB, terdapat gambaran bahwa di Kabupaten Sigi yang memiliki luas wilayah mencapai 202 hektare, terdapat likuifaksi sehingga diperkirakan ada 366 unit rumah yang tenggelam ke tanah sedalam tiga meter.

Selain di Kabupaten Sigi, fenomena likuifaksi juga terjadi di Perumahan Petobo yang memiliki luas wilayah 250 hektare dengan perkiraan 168 unit rumah tertimbun lumpur. (L/R06/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.