Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

EYANG HABIBIE: PENINGKATAN KUALITAS SDM UNTUK BANGUN MASA DEPAN BANGSA

Rana Setiawan - Senin, 18 Mei 2015 - 05:50 WIB

Senin, 18 Mei 2015 - 05:50 WIB

651 Views

Habibie.(foto: Rana/MINA)
<a href=

Habibie.(foto: Rana/MINA)" width="300" height="231" /> Presiden RI Ketiga Baharuddin Jusuf Habibie saat menyampaikan Kultum Supermentor yang bertema “Kultum SUPERMENTOR-6: LEADERS” di Ballrom XXI Djakarta Theatre, Ahad (17/5) malam.(Foto: Rana/MINA)

Jakarta, 29 Rajab 1436/18 Mei 2015 (MINA) – Presiden Ketiga RI Baharuddin Jusuf Habibie menyatakan hal yang penting dilakukan pemerintah Indonesia saat ini adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga dapat membangun masa depan bangsa yang lebih baik.

Menurut Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) itu, Indonesia harus menyiapkan SDM yang memadai disertai diperkuat dengan keimanan dan ketakwaan.

Untuk itu, lanjut pria 78 tahun yang sering disapa Eyang B.J. Habibie itu, masa depan bangsa memerlukan peran penting sosok ibu yang dapat menyiapkan anak-anaknya menjadi pemimpin sejati dan membangun SDM yang handal.

“Sebagai ibu mempunyai peran mendidik dan mengayomi anak-anaknya, memperkuat iman dan takwanya sehingga menjadi bakal pemimpin bangsa masa depan yang dapat membangun negeri ini,” kata Eyang Habibie dalam Kultum Supermentor yang bertema “Kultum SUPERMENTOR-6: LEADERS” di Ballrom XXI Djakarta Theatre, Ahad (17/5) malam.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Dalam Kultum Kepemimpinan yang dihadiri ratusan pemuda Indonesia itu, B.J. Habibie tidak mau dipanggil dengan sebutan yang formal, menghapus adanya kesenjangan, hanya mau dipanggil sebagai ‘Eyang’.

“Saya ada definisi, siapa yang usianya di bawah 40 tahun panggil saya Eyang. Siapa di atas panggil 40 tahun sampai 65 tahun panggil saya Pakde. Di atas 65 tahun, panggil saya Mas. Anda Panggil saya Eyang, artinya tidak ada gap antara kita,” ujar Habibie.

Menurut Habibie, semua masyarakat Indonesia yang berusia di bawah 45 tahun merupakan cucu intelektualnya. Selama ia menjabat sebagai presiden, ia selalu berusaha membangun kondisi yang baik agar masa depan para cucunya lebih baik.

“Anda adalah cucu intelektual saya. Saya mewakili eyang Anda sebelumnya. Tidak ada eyang yang tak ada cita-cita yang cucu atau cicitnya lebih baik,” tambahnya.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Dalam acara tersebut, tiga negarawan juga menyampaikan kultumnya yaitu, Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden pertama Timor Leste Xanana Gusmao.

Selain itu, hadir juga tokoh nasional, seperti Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan Ketua DPD RI Irman Gusman.

Dalam kesempatan itu, Habibie sedikit membocorkan film barunya. Setelah film Habibie dan Ainun yang menceritakan kisah cinta keduanya, dia menyatakan akan segera tayang film baru kisah perjuangan Habibie semasa remaja hingga bisa belajar di luar negeri.

“Nanti dipersiapkan film, Habibie remaja. Saya tak tahu namanya, tapi itu tentang Habibie hingga bertemu gula Jawanya, Ainun, lalu belajar ke luar negeri. Ini untuk memberi motivasi tentang perjuangan SDM di muka bumi ini,” imbuh Habibie.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Program Supermentor merupakan program yang digagas Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat kini menjabat sebagai Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal untuk menyebarkan virus optimisme dan kiat-kiat sukses dari para tokoh publik kepada para generasi muda.

Individu yang telah mengikuti program Supermentor yang diluncurkan sejak 2014 lalu, diharapkan dapat menyebarkan energi positif dan optimisme dengan membagi pengetahuan dan pengalamannya kepada individu lainnya.

Menurut Dino, cara terbaik bagi individu untuk menyerap ilmu adalah dengan mempunyai mentor. Tugas mentor bukan hanya sekedar menjadi pendamping, pembimbing, pendidik dan motivator, tetapi lebih penting lagi seorang mentor harus menjadi teladan.(L/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

 

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Ekonomi
Indonesia