Riyadh, 15 Jumadil Akhir 1436/4 April 2015 (MINA) – Sebagian gadis Arab Saudi meminati pekerjaan penyaji kopi atau disebut barista, di mana sebelumnya profesi tersebut dinilai rendah oleh masyarakat.
Menyajikan kopi di berbagai acara dan kesempatan adalah pekerjaan yang menguntungkan bagi perempuan. Penyaji kopi mendapatkan penghasilan yang “stabil dan meningkat”, menurut orang-orang yang bekerja di lapangan.
Bahkan seorang perempuan Saudi, Noura Al-Misfar, membuka pelatihan khusus untuk penyaji kopi, Arab News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Sabtu (4/4).
Banyak wanita di masa lalu menolak bekerja sebagai penyaji kopi karena dipandang “tidak cocok” untuk orang Arab Saudi dan dianggap merendahkan sosial. Namun sikap itu secara bertahap berubah, dan beberapa tahun terakhir, sejumlah gadis Saudi telah bekerja sebagai penyaji kopi.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Al-Misfar mengatakan, perempuan Saudi tidak lagi merasa malu, mereka bekerja antusias sebagai pelayan kopi dan meyakini itu seperti pekerjaan lainnya, di mana mereka mendapatkan gaji yang baik.
Al-Misfar mengatakan, tim bentukannya menawarkan pelatihan, etika dan pelatihan perhotelan, terutama untuk acara-acara di mana para pejabat perempuan yang hadir.
Dia menambahkan, palayan kopi menerima gaji mulai dari SR3,000 (sekitar Rp 10,3 juta) hingga SR4,000 (sekitar Rp13,7 juta) dengan tambahan lebih untuk acara-acara khusus seperti acara resepsi pernikahan.
Salah satu penyaji kopi mengakui, awalnya dia merasa malu dengan pekerjaannya dan ketakutan terburuknya adalah jika salah satu teman atau kerabatnya akan mencari tahu tentang pekerjaannya.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Dia mengatakan, direktur tempat pelatihannya bergabung bersama mereka dan mendorong mereka menghilangkan rasa malu dan rendah diri. Rasa itu kemudian bisa teratasi.
Penyaji kopi itu mengatakan, pekerjaan yang dilakukannya adalah berbagai pelayanan perhotelan dan melayani penyajian kopi dan minuman lainnya dengan cara yang tepat, merebus kopi, teh dan mint.
“Saya tidak lagi merasakan rasa rendah diri. Pada satu kesempatan, saya melihat seorang teman ibu saya dan saya menyapanya seperti yang biasa saya lakukan. Dia terkejut, tapi dia menghargai pekerjaan saya,” katanya.
Penyaji kopi yang lain mengatakan, ia memutuskan untuk bekerja sebagai barista (penyaji kopi) setelah menganggur selama tujuh tahun. Dia mengatakan ketika dia mulai bekerja, dia merasa lega dan ia berkenalan dengan banyak orang melalui pekerjaannya. (T/P001/R11)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)