Gempa adalah Teguran

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Kita, tentu saja merasa sedih atas musibah yang menimpa saudara kita di Lombok. Namun, apalah arti kesedihan itu sebab semua sudah terjadi. Kehendak Allah, tidak ada yang pernah bisa menghalanginya.

Di lain sisi, bisa jadi gempa adalah ujian dari Allah untuk meningkatkan kualitas iman hamba-hamba-Nya. Namun, di sisi lain, gempa adalah , nasehat, peringatan dari Allah atas segala kemaksiatan yang sudah melampaui batas dilakukan oleh anak Adam. Maka sangat wajar jika Allah tegur hamba-Nya dengan mengirimkan gempa.

Bahkan, di jaman Nabi SAW pun gempa bumi pernah terjadi. Gempa bumi itu suatu hari terjadi di Madinah. Rasulullah SAW lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, “Tenanglah … belum datang saatnya bagimu.” Lalu, Nabi SAW menoleh ke arah para sahabat dan berkata, “Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian … maka jawablah (buatlah Allah ridha kepada kalian)!”

Seperti halnya Nabi SAW, Umar bin Khattab RA pun mengingat kejadian itu. Ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya, ia berkata kepada penduduk Madinah, “Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari perbuatan maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!”

Itu artinya, gempa bumi terjadi jelas akibat perbuatan maksiat anak Adam. Kemaksiatan yang sudah terakumulasi sehingga mencapai titik kulminasi dan puncaknya, terjadilah apa yang akan terjadi; gempa bumi yang akibatnya begitu pedih terasa. Penderitaan mendalam akibat kehilangan harta benda, bahkan jiwa dan raga.

Allah SWT tidak pernah menzalimi hamba-Nya. Sebaliknya, hamba-Nyalah yang selalu ‘gemar’ menzalimi dirinya sendiri. Betapa banyak ayat-ayat Quran yang menjelaskan tentang bencana alam itu terjadi akibat banyaknya kemusyrikan dan kemaksitan yang terjadi.

Perhatikanlah firman Allah Ta’ala,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah mema’afkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS. Asy-Syuura: 30)

Allah Ta’ala juga berfirman,

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ

Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisaa: 79)

Allah Ta’ala menceritakan tentang umat-umat terdahulu,

فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu krikil, dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur (halilintar), dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-Ankabut: 40)

Oleh karena itu, mari kembali kepada Allah dengan segala kerendahan hati. Mari belajar untuk mengimani-Nya dengan segala keikhlasan. Lakukan semaksimal mungkin segala perintah-Nya dan tinggalkan segala keburukan (kemaksiatan) yang bisa mengundang murka-Nya. Mari berusaha untuk istikomah di jalan Allah, agar Dia berikan keberkahan, kejayaan dan keamanan dalam kehidupan dunia ini.

Sebab hanya dengan menghindari segala bentuk kemaksiatan, manusia di bumi ini akan selamat dari azab Allah Ta’ala. Inilah beberapa janji Allah yang terdapat dalam al Quran kepada setiap hamba-Nya yang senantiasa istikomah mengamalkan syariat-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf: 96)

Allah Ta’ala pun mengatakan tentang Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani),

وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ

Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada mereka dari Rabb-nya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.” (QS. Al-Maidah: 66)

Gempa, Tanda Kiamat

Dalam beberapa sabdanya, Nabi SAW mengabarkan kepada umatnya bahwa gempa adalah satu di antara sekian tanda telah dekatnya hari kiamat. Berikut ini adalah beberapa hadis dari Nabi SAW yang terkait dengan masalah bencana gempa.

Pertama, dari Abu Hurairah RA bahawa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak berlaku kiamat sehinggalah terjadinya perang antara dua kelompok besar yang menyebabkan kematian yang amat banyak, sedangkan seruan mereka adalah sama (yakni dalam menegak keadilan, dan dikatakan telah terjadi perang tersebut antara Sayidina ‘Ali dan Mu’awiyah),… dan terjadi banyak gempa bumi…”. (HR. Bukhari – Muslim)

Kedua, dari Salamah bin Nufail al-Sakkuni RA katanya: Kami pernah duduk bersama Rasulullah SAW, lalu seseorang bertanya: “Ya Rasulullah, apakah tuan pernah diberi makanan dari langit?… di akhirnya sabda baginda: “…Dan sebelum kiamat terjadi kematian yang dahsyat dan sesudahnya pula berlaku tahun-tahun gempa bumi. (HR. Ahmad, al-Darimi, al-Tabarani, al-Bazzar, Abu Ya’la, Ibn Hibban dan al-Hakim. Hadis sahih)

Ketiga, dari Abdullah ibn Hawalah RA katanya: Rasulullah SAW pernah mengutus kami kepada penduduk sekitar Madinah dengan berjalan kaki,…. di akhirnya kata beliau: Kemudian baginda meletak tangannya di kepalaku, kemudian bersabda: “Ya Ibnu Hawalah, jika kamu melihat khilafah telah turun di Bumi Suci (yakni, Syam dan telah pun berlaku di zaman Mu’awiyah tahun 40H), maka sesungguhnya telah hampirlah gempa bumi, bala bencana dan perkara-perkara besar, dan kiamat pada hari itu hampir dekat kepada manusia berbanding (dekatnya) tanganku ini dari kepalamu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan al-Hakim. Hadis sahih)

Betapa banyak gempa datang silih berganti. Dari belahan bumi bagian timur, barat, utara dan selatan pun pernah terjadi gempa. Yang terbaru adalah gempa NTB, menyisakan banyak korban nyawa, harta dan benda.

Sejatinya, bencana gempa menjadi teguran bagi setiap kaum beriman untuk melihat kembali dirinya. Sudahkah selama ini ia telah meninggalkan kemaksiatan? Atau sebaliknya, kemaksiatan masih menjadi adat kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja, sebagai orang beriman, kita tidak ingin bencana gempa itu terus terjadi, wallahua’lam. (A/RS3/P1)

(berbagai sumber)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.