Herry Nurdi: Negara Tidak Boleh Benci Ulama
Bekasi, 14 Syawwal 1438/8 Juli 2017 (MINA) – Dai dan penulis buku Islam Herry Nurdi mengatakan, negara Republik Indonesia tidak boleh membenci ulama.
“Tidak boleh negara ini membenci ulama, habaib, karena negara ini berutang tidak terhitung kepada ulama,” kata Herry saat berceramah di Masjid Silaturahim, Cibubur, Bekasi, Sabtu (8/7/2017).
Kepada jemaah tablig akbar yang hadir, pemimpin radio dakwah Silaturahim ini mengisahkan beberapa sejarah pahlawan terdahulu seperti Pangeran Diponegoro yang berperang melawan penjajah Belanda dengan segala simbol keislamannya.
Termasuk sejarah Jenderal Besar Raden Soedirman yang berperang gerilya dan memimpin para pejuang dengan kondisi hanya satu paru-paru yang berfungsi.
Dai yang sudah melakukan perjalanan dakwah ke 63 negara itu juga mengisahkan sejarah ketika Indonesia berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dibentuk ada 16 negara bagian.
“Setelah Konferensi Meja Bundar, Indonesia dipecah jadi 16 negara bagian. Polisi dan tentara diatur oleh KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda). Kemudian tampil seorang ulama sebagai Perdana Menteri, Muhammad Natsir. Dia mengatakan, 16 negara bagian harus disatukan,” katanya.
Penulis buku “The Secret of Muslim” itu berharap, pemimpin-pemimpin Indonesia sekarang meneladani para pahlawan pendiri bangsa yang sebagian besar adalah kalangan ulama.
“Orang Islam tidak boleh menjadi orang pertama yang merusak Indonesia. Kita tolong Indonesia dengan amal saleh,” tandasnya. (L/RI-1/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Wartawan: Rudi Hendrik
Editor: Widi Kusnadi
Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.