London, 16 Jumadil Awwal 1436/7 Maret 2015 (MINA) – Ibu mendiang wartawan Amerika Serikat (AS) James Foley mengatakan, Jumat (6/3), Jihad John adalah tragedi bagi orang tuanya ketika menyaksikan anaknya berubah menjadi pembunuh.
Jihad John adalah sebutan bagi algojo Islamic State atau ISIS yang mengeksekusi James Foley dalam rekaman video yang disebar secara online Agustus tahun lalu, sepekan terakhir ini dia diidentifikasi bernama asli Mohammed Emwazi.
“Itu adalah salah satu bagian yang paling menakutkan,” kata ibu Foley, Diane Foley kepada televisi Inggris, Channel 4 News, tentang Emwazi yang merupakan pemuda cerdas yang banyak mendapat penghargaan akademik di London, tetapi menjadi seorang pembunuh, Albawaba News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Emwazi yang diduga kuat sosok dibalik lelaki bertopeng ISIS, dikenal pandai dan lulus dari University of Westminster dengan gelar programmer komputer.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
“Ini sangat menakutkan, dia akan berakhir dengan kebenciannya tersebut. Itu sangat mengganggu saya, orang-orang muda tertarik dengan kebencian dan kebrutalan seperti itu,” kata Diane.
Emwazi yang digambarkan oleh mantan kepala sekolahnya di Quintin Kynaston Academy sebagai murid rajin, pekerja keras dan inspiratif, pergi ke Suriah pada 2013 setelah bertahun-tahun berada dalam daftar pengawasan badan intelijen Inggris, MI5.
Dia dilaporkan berjuang bersama oposisi Muslim melawan pasukan Presiden Bashar Al-Assad sebelum bergabung dengan ISIS dan berubah menjadi algojo eksekusi sandera.
Dalam video yang muncul secara online, menunjukkan Jihad John membunuh Foley dengan pesan balas dendam atas perang AS di Irak dan Afghanistan, juga mengancam pembalasan untuk serangan udara koalisi pimpinan AS terhadap ISIS di Suriah dan Irak.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Sejak itu, ia kembali muncul dalam beberapa video propaganda lainnya, termasuk pemenggalan sandera wartawan AS Steven Sotloff, pekerja kemanusiaan Inggris David Haines, sopir taksi Inggris Alan Henning, dan pekerja kemanusiaan Amerika Abdul-Rahman Kassig.
Namun ayah Emwazi, yang keluarganya pindah ke Inggris dari Kuwait lebih 20 tahun yang lalu, menyatakan “tidak ada bukti” anaknya adalah Jihad John.
“Mereka (ISIS) telah menghabisi banyak nyawa, tetapi kita juga perlu untuk memaafkan satu sama lain agar kebencian tidak terus berlanjut,” tambah Diane.
“Saya akan mempercayai sistem peradilan untuk melakukan apa yang mereka nilai terbaik, tidak ada yang akan membawa Jim (James Foley) pulang,” katanya sambil menunjuk foto mendiang anaknya.
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Guru-guru di Quintin Kynaston Academy Londo Utara telah diwawancarai oleh MI5 setelah diketahui Emwazi adalah salah satu dari tiga alumni Muslim yang pergi “jihad” ke negara konflik.
Choukri Ellekhlifi dilaporkan meninggal di Suriah pada 2013 setelah bergabung dengan cabang Al-Qaeda di Suriah, JabhatAl-Nusra. Sementara temannya Mohammed Sakr gugur saat berperang untuk kelompok cabang Al-Qaeda di Somalia, Al-Shabaab. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah