Imam New York Tuturkan Kisah Pemuda Gay Sembuh Dengan Islam

Imam Masjid di New York, , saat menjadi pembicara dalam peluncuran bukunya yang berjudul “Telling Islam to The World” di Jakarta, Jumat. Foto: Rina/MINA

Jakarta, MINA – Setelah pernikahan sejenis disahkan di Amerika Serikat, angka kaum pengidap Lesbian, Gay, Biseksual, Dan Transgender (LGBT) semakin meningkat dan berani menampilkan diri secara terbuka di hadapan khalayak di negara itu.

Namun, seiring meningkatnya angka tersebut, seorang pemuda penyuka sesama jenis ini  malah menemukan Islam dan bisa sembuh dari kelainan yang dialaminya sejak lama. Imam Masjid di New York Shamsi Ali mengungkap kisah pemuda itu dalam peluncuran buku terbarunya yang berjudul “Telling Islam to The World” di (JIC), Jumat (14/7).

Tanpa menyebutkan nama, Shamsi menuturkan suatu saat dirinya didatangi seorang pria yang mengaku beragama Buddha dan ingin belajar Islam lebih dalam.

“Awalnya dia tidak menyebut agama, saat dia bilang ingin belajar Islam saya tanya agamanya apa. Dia jawab dia lahir sebagai Katholik, tumbuh sebagai protestan, dan sekarang Buddha,” kata Shamsi menjelaskan.

Sambil terus berdialog, Shamsi juga bertanya alasan dia ingin belajar Islam dan menemuinya. Menurut Imam kelahiran Indonesia itu, pemuda gay tersebut mengaku sempat belajar berbagai agama, termasuk Islam,  sebelum memutuskan menetapi agama Buddha. Namun, saat mengenal Islam dari literatur yang terbatas, pemuda itu mengaku lebih penasaran.

Menurut Shamsi, pemuda itu sempat bertanya, “apakah Islam akan menerima saya?” pada sesi awal dialog. Saat Shamsi dengan tegas menjawab dengan kalimat, ”tentu saja” dengan tidak ragu sambil menjelaskan bahwa Allah adalah Tuhan yang akan menerima siapa saja yang kembali pada-Nya.

“Bahkan saya bilang setelah kamu mengucap kalimat syahadat dan masuk Islam, kamu jauh lebih suci dari saya. Siapa tahu saya punya pikiran jelek dalam sepuluh menit yang lalu, dan Allah melihat itu,” katanya.

Namun, kata Shamsi, dia kembali bertanya “apakah Islam akan menerima saya?” sampai beberapa kali, hingga membuat Shamsi terdiam dan akhirnya bertanya ada apa sebenarnya.

“Saat itu dia menjawab ‘saya Gay’,” katanya terdiam.

Shamsi melanjutkan, dirinya bertanya kepada pemuda itu apa yang menyebabkan dirinya gay. Sang pemuda menjawab dirinya menjadi penyuka sesama jenis sejak terlibat dalam sebuah kerja di dunia fashion di kota metro seperti New York.

Akhirnya Shamsi kembali bertanya apakah dia ingin sembuh dari kelainan itu? Dia menjawab iya dan sesi pun berlanjut lebih dalam hingga akhirnya dia mengucap kalimah syahadat dan menjadi Muslim.

Setelah menjadi Muslim, lanjut Shamsi, dia mempelajari Islam dengan lebih giat hingga suatu saat pemuda itu menghubungi Shamsi saat sedang berada di Maroko.

“Saya bertanya kenapa dia ada di Maroko, dia menjawab sekarang dia sudah menikahi wanita Maroko dan hidup damai,” katanya dengan nada gembira.

Shamsi menyimpulkan, Islam sebagai pedoman ajaran hidup manusia yang sempurna mampu menyembuhkan pemuda tersebut dengan cara yang sempurna pula.(L/RE1/RS1)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.