Jakarta, MINA – Manager Strategic Partnership Dompet Duafa Pendidikan, Aza el Munadiyan mengatakan, pendidikan di Indonesia terus mengalami perkembangan. Namun, sebagian wilayah Indonesia masih mengalami hambatan.
“Hambatan itu disebabkan dari akses jalan yang belum tergapai hingga bencana terus menerjang di wilayah tersebut,” jelas Aza.
Hal itu masih menjadi persoalan pendidikan di Indonesia. Di Pulau Jawa tentu berbeda dengan Pulau Papua.
Perkembangan infrastruktur yang berbeda antara Pulau Jawa dan Papua menyebabkan pendidikan masih terhambat.
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Melihat permasalahan di atas, Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan) sebagai jejaring yang berfokus pada pendidikan tinggi menggelegar acara Education Outlook dan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Revolusi Pendidikan Tinggi di Indonesia” pada Rabu (22/1) di Jakarta.
Ia menjelaskan, Education Outlook merupakan pemaparan kepada publik tentang program-program best practice DD dalam bidang pendidikan selama setahun.
Permasalahan pendidikan di Indonesia jika dirinci, setidaknya ada enam akar masalah:
Pertama, rendahnya kualitas pendidik. Kedua, belum memadainya fasilitas pendidikan. Ketiga, proses pendidikan tinggi belum dirasa efektif. Keempat, biaya pendidikan masih tinggi.
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
Kemudian yang kelima, munculnya banyak pengangguran terdidik dan yang terakhir belum adanya keterkaitan antara proses pendidikan tinggi dengan kebutuhan lapangan kerja.
“Saat ini kebutuhan akan pengelolaan pendidikan yang baik menjadi persoalan di Indonesia. Education Outlook 2020 mencoba mengevaluasi masalah di atas sekaligus memprediksi peluang di bidang pendidikan,” kata Aza.
Pembicara dalam FGD itu adalah: (Dekan Fakultas Ekonomi dan Management IPB) Prof. Nunung Nuryartono, (General Manager Dompet Dhuafa Pendidikan) Guru Agung, (Peneliti Riset SEMERU) Goldy F. Dharmawan (Ketua Pusat Kajian Pendidikan & Advokasi) Bayu Candra Winata. Education Outlook 2020 yang mengusung tema Revolusi “Pendidikan Tinggi” di yakini mampu memberikan perspektif serta evaluasi bagi jalannya pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia. (L/R8/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren