INDONESIA PRAKTEKKAN KEPEMIMPINAN “RAHMANI”

Silaturahim Idul Fitri bertema “ Merajut Ukhuwah Membangun Bangsa” di Jakarta, Selasa. (foto : Widi/mirajnews.com)

Jakarta, 23 Syawwal 1435/19 Agustus 2014 (MINA)- Rois Syuriah Pengurus Besar Nahldatul Ulama (PBNU) Masdar F. Mas’udi mengatakan umat Islam di Indonesia harus mempraktekkan sistem kepemimpinan yang menjadi pengayom bagi semua pemeluk agama (rahmani).

“Muslimin harus bisa mempraktekkan pola kepemimpinan yang rahmani, yaitu tidak hanya menjadi kemaslahatan bagi sesama Muslim, tapi juga umat non- Muslim,” kata Masdar dalam acara Silaturahim Idul Fitri Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) bertema “ Merajut Ukhuwah Membangun Bangsa” di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, kepemimpinan model rahmani inilah yang sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al Baqarah ayat 30 yang menjelaskan kepemimpinan () untuk seluruh umat manusia dan agama apapun.

Masdar juga mengajak para pemimpin ormas negeri ini untuk dapat menyampaikan konsep kepemimpinan rahmani tersebut kepada negara lain, khususnya negara di Timur Tengah yang saat ini dilanda konflik sektarian.

Menyinggung soal gerakan radikal , Masdar mengatakan, mereka hanya mempraktekkan kepemimpinan yang aman bagi pengikutnya saja, tetapi bagi kelompok lain, merasa terancam keselamatannya.

Dalam kesempatan yang sama, koordinator presidium KAHMI, Mahfud MD menyatakan bangsa Indonesia tidak boleh terlena dengan isu politik pilpres. “Sekarang saatnya kita bekerja sama membangun bangsa Indonesia. Lupakan isu politik yang telah terjadi. Mari satukan langkah perjuangan,”katanya.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga mengatakan, umat Islam harus mengembangkan sikap sesama Muslim, maupun toleransi antar umat beragama.

Ketua Majelis penasehat KAHMI, Akbar Tanjung menyatakan dengan bergulirnya era reformasi saat ini menjadikan kehidupan masyarakat Indonesia menjadi semakin terbuka dan demokratis. Oleh karena itu momen ini harus digunakan sebaik-baiknya untuk memajukan kehidupan bangsa Indonesia.

KAHMI berdiri sejak tahun 1966, dalam Kongres HMI di Solo. Ketika merumuskan bentuk organisasi KAHMI, PB HMI menyadari bahwa alumni HMI telah bertebaran di berbagai organisasi masyarakat dan bahkan partai politik. Dari Muhammadiyah, NU, sampai ke partai politik Perti, PSII, NU, dan bahkan eks Masyumi/Parmusi. Demikian juga sekarang, alumni HMI  ada pada hampir semua partai politik yang mengikuti pemilu yang lalu.

KAHMI merupakan badan khusus HMI sebagai tempat informasi sekaligus berfungsi sebagai wadah konsultasi bagi HMI setempat. (L/Syt/P04)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0