Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Allah Ta’ala menciptakan manusia di muka bumi ini hanya terbabagi ke dalam dua bagian; muslim atau kafir. Dalam artikel singkat ini, akan dipaparkan beberapa sifat orang-orang kafir dengan tujuan agar seorang muslim tidak terjerumus dalam bujuk rayu musuh-musuh Allah tersebut.
Allah adalah Tuhan pencipta semua makhluk hidup termasuk di dalamnya adalah orang-orang kafir. Jika diterjemahkan secara bebas, maka yang dimaksud dengan orang kafir adalah suatu kaum yang mereka tidak menjadikan Allah sebagai Tuhannya, dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai Nabinya.
Allah pencipta segala yang ada di jagat raya ini, dan semua sudah lama tertulis dalam Lauhul mahfudz. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dia-lah yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang mukmin. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. At-Taghabun: 2).
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Di dalam kitab-Nya, Allah Ta’ala sudah menjelaskan mana-mana saja jalan orang-orang yang rugi dan beruntung, orang yang bahagia dan sengsara. Allah Ta’ala juga di dalam banyak ayat-Nya mengingatkan manusia beriman agar jangan sampai mengikuti langkah orang-orang kafir.
Di antara beberapa sifat orang kafir yang harus diketahui oleh seorang muslim adalah sebagai berikut :
Pertama, selalu membuat makar. Inilah di antaranya sikap orang kafir yang pasti melekat dalam pikiran dan hatinya. Mereka selalu berusaha menipu, merusak, dan mencelakakan kaum muslimin. Kalaupun mereka tampil seperti orang-orang yang ramah dan amanah, terpuji juga berakhlak mulia, maka ketahuilah sesungguhnya itu adalah tipu muslihat belaka.
Tentang keburukan sifat itu, Allah Ta’ala sudah menjelaskan dalam firman-Nya,
Baca Juga: Suriah dan Corak Bendera yang Berganti
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil orang-orang yang di luar kalanganmu menjadi teman kepercayaanmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi.” (QS. Ali Imran:118).
Kedua, munafik. Orang kafir sudah pasti munafik. Dengan sifat munafiknya itulah kaum beriman tak sedikit yang tertipu. Orang-orang kafir itu biasa membungkus kesesatan dengan petunjuk, kebenaran dengan keburukan. Sehingga kaum muslimin mudah sekali terjebak dengan tipu dayanya.
Tapi Allah, pasti akan membinasakan orang kafir, sebab Allah tidak akan pernah ridha melihat hamba-hamba-Nya ditipu dan disakiti oleh kaum kafir itu. Allah tidak akan pernah tinggal diam atas semua tampilan munafik kaum kafir itu. Karena itu, jangan sampai orang beriman menaati orang-orang kafir.
Allah Ta’ala berfirman,
Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللَّهَ وَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَالْمُنَافِقِينَ
“Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik.” (QS. Al-Ahzab: 1).
Ketiga, ilmu hanya sebatas dunia. Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah rahimahullah mengatakan, “Seluruh amalan dan urusan orang kafir pasti ada cacatnya sehingga manfaatnya tidak pernah maksimal.” Orang-orang kafir sama sekali tidak tahu sedikitpun dengan ilmu akhirat.
Allah Ta’ala berfirman,
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Ar-Rum: 7).
Baca Juga: Hari HAM Sedunia: Momentum Perjuangan Palestina
Sungguh, miris sekali nasib orang kafir. Boleh saja mereka terlihat berharta, berpangkat, dan berpengaruh. Tapi sejatinya mereka hidup dalam kebingungan dan kebimbangan tak terperikan. Tujuan utama hidupnya hanya untuk urusan perut, senda gurau dan apa pun usahanya mau halal, haram semuanya hantam saja.
Keempat, selalu menjadi penghalang perbuatan baik. Orang-orang kafir itu selalu menghalangi perbuatan baik, tidak bisa berterima kasih dan mengonsumsi makanan yang haram. Allah berfirman:
يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ
“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.” (QS. An-Nahl: 83).
Orang kafir hidup hanya dalam fatamorgana dunia. Mereka tidak pernah bisa mengenal bahwa dunia ini hanyalah tempat yang sementara. Selain itu, mereka menjadikan hawa nafsunya sebagai tuntunan. Sehingga seluruh anggota tubuhnya digunakan hanya untuk memuaskan nafsu belaka.
Baca Juga: Literasi tentang Palestina Muncul dari UIN Jakarta
Kelima, jiwa orang kafir selalu menjerit pedih akibat dosa-dosanya. Orang kafir selalu berbuat dosa, karena ia jauh dari Allah Ta’ala. Dia tidak akan pernah bisa merasakan nikmat dan manisnya iman. Laknat dan murka Allah selalu menyertai orang kafir, dan mereka adalah makhluk Allah yang paling buruk.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 6).
Keenam, kematian seorang kafir akan menimbulkan ketenangan dan ketentraman bagi penduduk dunia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ketika melihat rombongan membawa jenazah,
Baca Juga: Perang Mu’tah dan Awal Masuknya Islam ke Suriah
الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللَّهِ وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلَادُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ
“Hamba yang beriman akan istirahat dari keletihan dan derita dunia menuju rahmat, Allah sementara hamba yang fajir (bergelimang maksiat, jika dia mati) maka manusia, negeri, pepohonan dan binatang melata akan terbebas dari keburukannya.” (HR. Bukhari).
Itulah di antara sebagian kecil ciri-ciri orang kafir. Semoga kita selalu bisa menjaga diri dari jebakan orang-orang kafir dan bisa terhindar dari fitnah besar akhir zaman yang bisa jadi akan segera datang.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
بَادِرُوْا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ, يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِيْ كَافِرًا, وَيُمْسِيْ مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا, يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا قَلِيْل
“Bersegeralah melakukan amal shaleh sebelum datangnya fitnah seperti malam gelap gulita; pada pagi hari seseorang beriman dan sore harinya menjadi kafir, atau sore hari dia mu’min kemudian pada pagi harinya menjadi kafir. Dia menjual agamanya dengan sedikit dari dunia.” (HR. Ahmad). (A/RS3/P1)
Baca Juga: Selamatkan Palestina, Sebuah Panggilan Kemanusiaan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Malu Kepada Allah